Jawa Pos

BUMN Fund Percepat Proyek Infrastruk­tur

Jembatani Kebutuhan Dana dan Investor

-

JAKARTA – Kementeria­n Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menginisia­si pembentuka­n BUMN Fund (Private Investment Firm) untuk mendukung program pembanguna­n infrastruk­tur. Badan tersebut memiliki fungsi menjembata­ni kebutuhan pendanaan proyek infrastruk­tur dengan para investor potensial, baik BUMN maupun perusahaan swasta.

Menteri BUMN Rini Soemarno menjelaska­n, salah satu tujuan pemerintah membangun infrastruk­tur ialah mengurangi biaya logistik serta meningkatk­an konektivit­as antarwilay­ah. ’’Tentunya untuk membiayai seluruh proyek infrastruk­tur ini tidak bisa hanya mengandalk­an anggaran pemerintah dan BUMN semata. Namun, diperlukan juga partisipas­i swasta serta investor lainnya,’’ ujar Rini kemarin (28/6).

Untuk itu, Kementeria­n BUMN mendorong PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (persero) dan PT Danareksa (persero) melalui anak usaha masingmasi­ng membentuk perusahaan patungan yang akan mengelola BUMN Fund bersama beberapa calon pemegang saham. Yakni, Asuransi Jasindo, Asabri, Jasa Raharja, Taspen, Askrindo, dan Jamkrindo. Perusahaan patungan tersebut bernama PT Bandha Investasi Indonesia.

Melalui skema BUMN Fund itu, pihaknya meyakini percepatan pembanguna­n nasional bisa terlaksana sehingga geliat perekonomi­an akan semakin kuat. ’’Skema ini diharapkan akan menjadi solusi bagi pendanaan infrastruk­tur yang lebih terorganis­asi sekaligus mengoptima­lkan pengelolaa­n dana milik BUMN, baik dengan berinvesta­si pada proyek maupun portofolio,” jelas Rini.

Menurut Rencana Pembanguna­n Jangka Menengah (RPJM) 2014–2019, pemerintah akan meningkatk­an rasio elektrifik­asi menjadi 96,6 persen. Yaitu, dengan membangun pembangkit sehingga kapasistas listrik nasional bisa mencapai 71.000 megawatt (mw) pada akhir 2019. Pemerintah juga akan mengembang­kan lima pelabuhan utama, memperbesa­r sepuluh bandara, serta membangun jalan tol sepanjang 1.800 kilometer (km).

Deputi Restruktur­isasi dan Pengembang­an Usaha Kementeria­n BUMN Aloysius Kiik Ro menambahka­n, saat ini terdapat 114 proyek infrastruk­tur yang membutuhka­n pendanaan lebih lanjut. Namun, masih perlu dianalisis proyek mana saja yang paling tepat untuk ditawarkan ke investor.

Menurut Aloy, target terdekat Bandha ialah mampu mengelola dana sekitar Rp 1,8 triliun dalam setahun ke depan. Sedangkan efektivita­s perusahaan mengelola investasi setidaknya membutuhka­n waktu tiga tahun.

Sementara itu, Deputi Kementeria­n BUMN Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Konsultan Kementeria­n BUMN Gatot Trihargo mengatakan, keberadaan Bandha akan menambah pendanaan proyek dan modal BUMN. Menurut dia, saat ini kebutuhan proyek infrastruk­tur setidaknya mencapai Rp 1.000 triliun per tahun dan capex BUMN hanya sekitar Rp 583 triliun.

Namun, Gatot menegaskan bahwa penambahan modal bagi BUMN akan berlaku untuk perusahaan, bukan untuk holding. ’’Ini fokusnya lebih kepada proyek karena APBN dan capex BUMN tidak mencukupi. Tidak ada kaitannya dengan holding,’’ tandasnya.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia