Jawa Pos

Lapangan Voli Pantai PON 2008 pun Kini Sudah Terendam Air Laut

Pulau-Pulau di Berau yang Bertarung Melawan Ganasnya Abrasi

- ARIE PRAMANA-ARI PUTRA, Berau

Homestay di Derawan yang pernah disinggahi mantan Presiden Soeharto termasuk yang jadi korban abrasi. Penyebabny­a beragam, mulai faktor alam sampai pengambila­n pasir dan terumbu karang.

RIDWANSYAH menunjukka­n foto yang tersimpan di ponsel pintarnya. ”Ini dulunya masih ada pantai. Tapi, sekarang sudah tidak ada lagi,” kata ketua RT I Kampung Balikukup itu kepada Berau Post (Jawa Pos Group).

Balikukup adalah satu di antara beberapa pulau di wilayah Berau, Kalimantan Timur, yang tergerus abrasi. Buntutnya, pulau itu sekarang jadi berbentuk seperti oval karena pantai di kedua ujungnya telah habis.

Untuk bisa sampai ke pulau tersebut, perjalanan lima jam harus ditempuh dari Tanjung Redeb, ibu kota kabupaten, ke Batuputih, kecamatan tempat Balikukup berada

Batuputih untuk menyeberan­g ke Balikukup butuh 1–2 jam.

Abrasi kian parah dalam empat tahun terakhir. Yang terparah ada di RT 3. Sekitar 20 rumah terancam ambruk.

Sebagian sudah ada yang miring dan tiang fondasi rumah warga ada yang terpaksa harus disambung untuk menambah ketinggian. Bahkan, sudah ada warga yang memindahka­n rumahnya karena ambruk dihantam ombak. Pohon-pohon kelapa di bibir pantai juga sudah banyak yang tumbang karena abrasi.

Abrasi di RT 3 pulau yang dihuni sekitar 1.000 jiwa itu diperkirak­an sudah mencapai 30–40 meter. Berbeda dengan wilayah RT 2 yang baru beberapa rumah terkena dampak abrasi.

Menurut Ridwan, ketika air pasang besar atau angin selatan, rumah-rumah di bibir pantai terlihat seperti kapal yang mengarungi lautan dan dihantam gelombang. Air naik hingga di kolong rumah. Tak jarang, penghuni rumah memilih mengungsi saat air pasang. ”Kalau angin selatan benar-benar ngeri. Bahkan, di pos polisi (Balikukup) itu depannya sudah air kalau pasang besar dan polisi pun ngungsi,” tuturnya.

Malam itu (24/6) Ridwan mengajak tim ke ujung pulau di RT 3. Dia menunjukka­n rumah-rumah yang dahulu berjarak puluhan meter dari pantai dan kini sudah berada beberapa meter saja saat air surut.

Selain rumah-rumah penduduk Balikukup, yang juga turut terancam abrasi adalah aset pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) bernilai Rp 10 miliar yang ada di RT 3. Pasalnya, gedung operator dan pagar PLTS dengan daya 100 kilowatt-peak (kWp) tersebut tinggal berjarak 2 meter saja dari laut ketika air pasang.

PLTS itu merupakan hibah dari Kementeria­n Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2017.

”Ini vital juga karena waktu mau dibangun tidak ada tempat yang luas lagi selain di ujung pulau,” kata Ridwansyah. Bukan hanya Balikukup yang berada di pesisir selatan Berau yang tergerus abrasi. Derawan, pulau yang jadi primadona pariwisata Berau dan Kalimantan Timur, pun demikian.

Tak ada lagi lapangan voli pantai yang dulu jadi venue PON 2008. Tinggal pasir putih yang terendam air laut.

Salah satu homestay milik PT Kertas Nusantara (dahulu Kiani Kertas) yang pernah jadi tempat persinggah­an mantan Presiden Soeharto ketika berlibur ke Pulau Derawan juga ambruk dan terendam air laut.

”Tiga tahun yang lalu, cuma eks helipad yang tenggelam. Tapi, sekarang lapangan voli ini juga sudah tenggelam,” ungkap Wahyu, salah seorang pemuda setempat.

Nasib serupa dialami Pulau Sambit di Kecamatan Maratua. Daratan yang tersisa di sana cuma sekitar 0,18 kilometer. Untuk melindungi­nya, pulau tersebut harus dikeliling­i benteng penahan ombak.

Tak seperti Balikukup dan Derawan, Sambit tak berpenghun­i. Tapi, peran pulau tersebut vital. Di situ ada pos petugas navigasi dari Direktorat Jenderal Perhubunga­n Laut Kementeria­n Perhubunga­n yang menjaga menara suar pelayaran. Pulau itu menjadi titik nol pelayaran. Jika tidak ada pulau dan menara suar di sana, bisa saja banyak kapal yang karam.

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau Rahmad yang didampingi Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air Dahri, persoalan abrasi sebenarnya bukanlah hal baru. Sudah berlangsun­g puluhan tahun silam.

Namun, pengikisan pantai itu semakin parah sejak 2010 di beberapa pulau yang masuk gugusan Kepulauan Derawan. ”Abrasi di Balikukup dan Derawan itu disebabkan permainan arus,” kata Dahri.

Namun, menurut Ridwansyah, abrasi di Balikukup adalah dampak dari pengambila­n pasir dan terumbu karang di sekitar pantai. Yang digunakan untuk bahan bangunan rumahrumah penduduk, termasuk kediamanny­a.

”Saya akui, sayalah orang pertama yang pakai batu karang dan pasir untuk bangun rumah. Kemudian, warga ramai-ramai ikut menggunaka­n,” terangnya.

Sadar dilarang dan telah mengetahui dampaknya, Ridwan kini melarang warganya mengambil pasir dan terumbu karang.

Wakil Ketua DPRD Berau Saga yang berasal dari Derawan menuturkan, abrasi kian parah sejak jembatan dan dermaga milik PT Kertas Nusantara dirobohkan pada 2014. Untungnya, ada jembatan kayu yang dibangun tepat berada di sisi pulau yang terkena abrasi itu. Yang menurut Saga secara tidak langsung mampu menahan atau memperlamb­at abrasi.

Pemerintah Kampung Balikukup sebenarnya pernah mengalokas­ikan Rp 80 juta yang bersumber dari alokasi dana kampung (ADK) tahun 2015 untuk penanganan abrasi sementara. Sayang, usaha tersebut tak berhasil dan dinding kayu hancur dihantam ombak.

Kepala Kampung Pulau Derawan Bahri justru mengaku pasrah melihat masalah abrasi di pulau yang dengan luas sekitar 44 hektare dan berpendudu­k lebih dari 1.500 jiwa itu. Sebab, sudah dua kali pemerintah merencanak­an pembanguna­n penahan ombak untuk mencegah abrasi di Pulau Derawan, tapi tak kunjung terlaksana.

Wakil Bupati Berau Agus Tantomo menjelaska­n, Pemkab Berau telah menurunkan tim teknis sejak 2017. ”Bergantung hasil perencanaa­nnya nanti. Kalau butuh anggaran besar, kami akan perjuangka­n ke pemerintah pusat,” jelasnya.

 ?? ARIE PRAMANA PUTRA/BERAU POST/JPG ?? TERUS TERGERUS: Benteng penahan ombak di Pulau Sambit, Berau (24/6). Meski tak berpenghun­i, pulau ini vital karena tempat mercusuar berada (foto atas). Kondisi pantai di RT 3 Balikukup yang tergerus abrasi.
ARIE PRAMANA PUTRA/BERAU POST/JPG TERUS TERGERUS: Benteng penahan ombak di Pulau Sambit, Berau (24/6). Meski tak berpenghun­i, pulau ini vital karena tempat mercusuar berada (foto atas). Kondisi pantai di RT 3 Balikukup yang tergerus abrasi.
 ?? ARIE PRAMANA PUTRA/BERAU POST/JPG ??
ARIE PRAMANA PUTRA/BERAU POST/JPG

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia