Gagal Capai Target Partisipasi Pemilih
SURABAYA – KPU gagal memenuhi target partisipasi pemilih di pilkada. Dari target 77,5 persen, KPU merilis partisipasi pemilih hanya 73,24 persen atau minus 4,26 poin. Sisanya, yakni 26,76 persen, memilih tidak mencoblos alias golput.
Angka partisipasi itu merupakan hasil akumulasi real count dari semua daerah hingga kemarin sore (29/6). Sebagian daerah masih belum bisa mengirim hasil scan C1 hingga 100 persen. Termasuk Provinsi Maluku dan Papua yang hingga kemarin sore setoran C1-nya belum bisa tembus 80 persen. Selebihnya, 15 provinsi lain hampir menuntaskan pengiriman C1 sehingga angka partisipasi pemilih bisa dihitung lebih tepat.
Komisioner KPU Hasyim Asy’ari mengatakan, banyak faktor yang memengaruhi partisipasi pemilih. Yang paling menentukan adalah profil calon kepala daerah. ”Dari aspek politik, profil paslon yang menjadi penentu,” ujar Hasyim saat ditemui di kantor KPU kemarin.
Aspek teknis juga ikut menentukan. Salah satunya terkait dengan sosialisasi. Menurut Hasyim, selama ini KPU RI, KPU provinsi, dan KPU kabupaten/ kota sudah gencar melakukan sosialisasi. Apalagi, jelas dia, waktu pemungutan suara ditetapkan sebagai hari libur nasional. Seharusnya banyak warga yang datang ke TPS untuk memilih. Sebab, mereka libur kerja sehingga punya waktu luang untuk menyalurkan hak pilih.
Hasyim menyatakan, KPU belum melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap angka partisipasi masyarakat. Sampai sekarang rekapitulasi belum selesai. Proses rekapitulasi manual masih dilakukan di tingkat kecamatan. Selain itu, akan dilakukan pemungutan suara ulang (PSU) di sejumlah daerah. Ada sebelas TPS di sembilan daerah yang akan mengadakan coblosan ulang.
Pihaknya, tegas Hasyim, belum bisa memastikan apakah partisipasi masyarakat pada pilkada serentak kali ini mencapai target 78 persen. Angka partisipasi baru akan diketahui setelah proses rekapitulasi selesai semua. ”Nanti juga akan kami evaluasi apa saja masalahnya,” ucap dia.