Volatilitas Harga Kebutuhan Pokok Terjaga
SURABAYA – Hasil evaluasi Bank Indonesia Jawa Timur untuk Program Pengendalian Inflasi Periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) 2018 menunjukkan volatilitas harga kebutuhan pokok di Jatim relatif rendah selama Lebaran 2018. Bahkan, komoditas beras cenderung menunjukkan tren penurunan.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Harmanta mengungkapkan, mengacu hasil monitoring menggunakan data Siskaperbapo yang dikelola Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim dan PIHPS (Pusat Informasi Harga Pangan Strategis), harga beberapa komoditas bahan pokok tercatat stabil. Pada data per 25 Juni 2018 tersebut, bahan pokok yang harganya stabil, antara lain, beras, tepung terigu, minyak goreng, dan gula pasir.
Bahkan, komoditas beras malah menunjukkan tren menurun. Berdasar tren yang terjadi, ada perubahan pola dibandingkan dengan momen yang sama beberapa tahun terakhir. ”Tahun-tahun sebelumnya, harga bisa berubah-ubah tiap hari. Perubahannya bisa signifikan. Tapi, pada 2018 tercatat lebih smooth,” jelas Harmanta.
Selain itu, jika dibandingkan dengan provinsi lain, level harga komoditas di Jatim masih lebih rendah. Ditambah dengan volatilitas yang lebih stabil. Volatilitas yang terjadi itu apabila dibandingkan dengan momen yang sama tahun sebelumnya relatif lebih rendah. Antara lain, untuk komoditas gula, minyak goreng, telur ayam ras, daging ayam ras, dan cabai rawit. ”Volatilitas yang rendah itu artinya pergerakan harga lebih stabil. Selain itu, ekspektasi masyarakat lebih terkendali,” kata Harmanta.
Pantauan harga Siskaperbapo menunjukkan, komoditas yang memberikan sumbangan inflasi pada Juni 2018 atau menjelang Lebaran adalah daging ayam ras, daging sapi, serta cabai rawit. Kenaikan yang cukup tinggi itu terjadi di semua kota/kabupaten IHK. Khusus di Surabaya, ada 30 komoditas yang mengalami deflasi. Deflasi terjadi karena penurunan harga beras dan telur ayam yang terus berlanjut pada Juni. ”Hal yang sama terjadi di daerah lain, tapi levelnya lebih rendah,” ucap Harmanta.
Inflasi pada Mei atau awal Ramadan tercatat lebih rendah daripada periode yang sama lima tahun terakhir. Inflasi Jatim pada awal Ramadan lalu sebesar 0,17 persen (mtm).
Sekda Provinsi Jawa Timur Achmad Sukardi mengatakan, stabilitas inflasi Jawa Timur dapat terwujud karena sinergi pemerintah, swasta, maupun masyarakat. ”Kami meyakini, tingkat inflasi yang terkendali akan mampu mendorong percepatan laju pertumbuhan ekonomi,” ucap Achmad.