Jawa Pos

Warga Tolak Proyek Boezem Baru

-

SURABAYA – Sejumlah warga menolak rencana pembanguna­n boezem di Kelurahan Manukan Kulon, Kecamatan Tandes. Warga khawatir pengerjaan boezem itu berdampak pada lingkungan. Warga mengingink­an pembuatan taman.

Akhmadi, warga RW 10, Kelurahan Manukan Kulon, mengaku setuju jika ruang terbuka hijau (RTH) di kawasannya bertambah. Lahan bekas tanah kas desa (BTKD) yang terbengkal­ai lebih baik diubah menjadi tempat yang lebih indah. Misalnya, taman. ’’Kalau boezem, saya khawatir pengerukan­nya ndak baik buat lingkungan,’’ katanya.

Akhmadi dan warga lainnya khawatir pembanguna­n

boezem tersebut akan berdampak serupa dengan

boezem di RW 8. Di kawasan itu, ada sejumlah rumah warga terdampak. Hal tersebut, menurut dia, merugikan warga.

Lurah Manukan Kulon M. Munir menyatakan, ada 3.600 meter persegi aset tanah pemkot yang akan dijadikan boezem baru. Pemkot merencanak­an pembanguna­nnya sejak 2017. Namun, sampai sekarang, proyek tersebut belum selesai. Sebab, masih ada warga yang tidak setuju.

Menurut dia, aset pemkot seluas 3.600 meter persegi itu dikeliling­i tiga RW. Yakni, RW 7, 14, dan 10. ’’Cuma RW 10 yang tidak setuju dan alasannya tidak logis,’’ ucap pria asal Pamekasan tersebut.

Munir optimistis pengerjaan boezem itu akan dilakukan tahun ini. Dalam waktu dekat, pihaknya akan mengundang perwakilan warga untuk membicarak­an pembanguna­n boezem tersebut.

Apabila boezem itu tidak dibangun, Munir khawatir pada musim hujan mendatang kawasan tersebut bakal tergenang. Lokasi aset tanah pemkot yang akan dibangun boezem itu terletak tepat di sisi selatan kantor kelurahan. ’’Tidak bisa kami langsung bangun begitu saja meski ini tanah pemkot. Sebab, suara warga juga harus diperhatik­an,’’ jelasnya. Meski demikian, dia optimistis akhir tahun ini fisik boezem tersebut bisa mulai dikerjakan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia