Rute Surabaya–Denpasar Mendadak Padat
SURABAYA – Penutupan Bandara Internasional Ngurah Rai berdampak pada Terminal Purabaya. Ratusan penumpang mencari alternatif untuk sampai ke Bali. Mereka beralih transportasi ke bus rute Surabaya–Denpasar.
Kepadatan sangat tampak pukul 10.00– 14.00. Bus rute Surabaya–Denpasar yang biasa sepi langsung ramai. Biasanya, penumpang bus hanya 2–25 orang. Kemarin 19 armada yang disiagakan di Terminal Purabaya penuh.
Bus rute Surabaya–Denpasar berkapasitas 30–32 orang. Untuk semua unit patas, tidak ada yang ekonomi. Dan, semua bus penuh penumpang. Kasubnit UPT Terminal Purabaya Hardjo menyatakan, lonjakan penumpang dari bandara bisa diatasi. Armada yang melayani rute Surabaya–Denpasar mampu mengangkut mereka. ’’Tidak ada penumpukan penumpang,’’ katanya.
Hardjo menerangkan, permasalahan justru muncul pada layanan di ruang tunggu terminal. Banyak warga asing yang kebingungan di ruang tunggu. Untuk mengatasi hal itu, dishub mengirim penerjemah bahasa untuk mendampingi mereka. ’’Ada empat orang yang kami siagakan di lapangan,’’ ucapnya.
Tim tersebut berperan aktif. Mereka menghampiri warga asing yang tiba di ruang tunggu. Warga asing tersebut tampak bingung saat tiba di ruang tunggu. Mereka tidak paham harus menuju ke mana.
Tugas tim penerjemah adalah mendampingi mereka. Mulai naik dari lantai 1 ke lantai 2 ruang tunggu hingga mengantarkan ke jalur pemberangkatan rute Surabaya– Denpasar. Termasuk memberikan penjelasan mengenai tarif angkutan tersebut.
Langkah tersebut juga bertujuan mengantisipasi adanya tindak kejahatan terhadap warga asing. Mereka tidak paham bahasa daerah. Sangat rawan terjadi penipuan. Terutama masalah tarif dan rute bus.
Kepala UPT Terminal Dishub Surabaya Inderagani menambahkan, petugas di Purabaya selalu siaga. Luapan penumpang sering terjadi. Biasanya, mereka berasal dari pelabuhan. Kini, mereka berasal dari bandara. ’’Bagi kami, tidak ada masalah di bidang pelayanan,’’ katanya.
Perjalanan Surabaya–Denpasar membutuhkan waktu 12 jam. Layanan rute tersebut tidak beroperasi 24 jam. Penumpang bisa menjumpai bus tersebut pada pagi, siang, dan sore.
Inderagani menyatakan, lonjakan penumpang hanya terjadi di rute Surabaya– Denpasar. Sebaliknya sepi.