PKB-PDIP Siap Evaluasi Total
Setelah Kekalahan di Pilgub Jatim
119.338 72.345 68.117 38.036 26.208 6.455 16.993
SIDOARJO – Real count oleh KPU Sidoarjo kemarin (29/6) telah rampung. Penghitungan sudah 100 persen. Hasilnya, pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak unggul. Selisihnya 100.634 suara dari duet Saifullah YusufPuti Guntur Soekarno.
PKB dan PDIP pun telah mengakui kekalahan tersebut. Meski penghitungan manual baru dilaksanakan 4 Juli, dua parpol itu sudah legawa dengan hasil itu. Fakta tersebut menjadi evaluasi serius. Sebab, dari hitung-hitungan berbasis perolehan suara PKB-PDIP, idealnya pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno menang. 263.630 151.863 137.495 60.539
Dari data real count KPU yang sudah 100 persen, pasangan nomor urut 2 tersebut hanya mendulang suara 44,11 persen atau 377.045 suara. Mereka tertinggal dari pasangan nomor urut 1 Khofifah-Emil dengan 477.679 suara atau 55,89 persen.
’’Ya, ini harus jadi pelajaran. Namun, menang terus justru kadang-kadang juga kurang baik buat kita semua,’’ kata Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) DPC PKB Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin kemarin.
Bagi Nur Ahmad, kemenangan terus-menerus kadang bisa mengakibatkan lupa diri. Nah, hal tersebut tentu tidak baik bagi jalannya partai atau organisasi. ’’Kami jadi tidak sempat introspeksi dan evaluasi diri,’’ ujar pria yang juga Wabup Sidoarjo itu.
Di Sidoarjo, PKB memang dominan. Bahkan, dalam dua periode pemilihan bupati (pilbup) terakhir, partai itu selalu menempatkan calonnya sebagai pemenang. Demikian juga di legislatif. Perolehan kursinya besar. Saat ini PKB menempatkan 13 wakil dan menjadi yang terbanyak. Kursi ketua DPRD pun menjadi milik PKB.
Karena itu, dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim 2018, mereka sebetulnya optimistis bisa menguasai Sidoarjo. Apalagi, PKB berkoalisi dengan PDIP serta didukung Partai Gerindra dan PKS. ’’Tapi, Allah ternyata menetapkan lain. Hasil ini tidak boleh membuat patah hati. Sebaliknya, ke depan harus berjuang lebih ekstra,’’ ungkapnya.
Meski begitu, lanjut Nur Ahmad, pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh kader yang sudah bekerja untuk pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno. ’’Meski akhirnya kalah, kepada kiai, ibu nyai, para tokoh, dan pendukung, saya matur nuwun sanget atas usaha dan perjuangannya,’’ ujarnya.
Setali tiga uang, hasil pilgub Jatim juga seolah ’’menampar’’ PDIP. Maklum, Puti merupakan cucu Bung Karno. Artinya, PDIP memiliki kedekatan ideologis dan emosional. Parpol berlambang banteng moncong putih itu juga tidak menyangka dengan hasil pilgub Jatim di Sidoarjo. ’’Hasil ini menyadarkan kami untuk lebih memperkuat konsolidasi di antara kader,’’ sebut Ketua DPC PDIP Sidoarjo Tito Pradopo.
Menurut dia, pihaknya merasa diingatkan untuk tidak jemawa. Tidak merasa bisa dengan mudah menggaet suara. ’’Bagaimanapun tidak menyenangkannya hasil ini, kami harus berterima kasih juga. Sebab, kami bisa menata diri lebih baik untuk menghadapi pemilihan legislatif,’’ jelas Tito.
Di DPRD Sidoarjo, PDIP juga berhasil meraup kursi terbesar kedua setelah PKB. Yakni, delapan kursi. Partai Gerindra meraih tujuh kursi dan PKS mendapat tiga kursi. Dengan demikian, secara total, koalisi empat parpol pengusung dan pendukung pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno tersebut memiliki 31 kursi di antara 50 kursi di dewan atau 62 persen. Nyatanya, capaian itu tidak berbanding lurus di pilgub.