Batik dalam Tiga Gaya yang Berbeda
Dari Fashion Show Anniversary Ke-34 Jayanata Beauty Plaza
SURABAYA – Tiga desainer dan dressmaker menampilkan karya dalam fashion show untuk memperingati Anniversary Ke34 Jayanata Beauty Plaza kemarin (29/6). Acara yang mengusung tema Seni, Batik, dan Rias itu diselenggarakan di Jayanata Beauty Hall.
Han Jayanata selaku general manager menuturkan, lima tahun terakhir, tepatnya pada 2013, pihaknya selalu mengemas acara anniversary dalam sebuah batik fair. ’’Bagi kami, batik itu sesuai banget saat digabungkan dengan beauty. Tiap tahun ada batik fair. Cuma temanya aja yang bedabeda karena improve to be better,’’
ujar lelaki 33 tahun itu.
Fashion show dibuka dengan koleksi dari dressmaker Tita Koeshartanto. Alumnus sekolah
fashion design Susan Budiarjo tersebut membawa beragam koleksinya dari Jakarta. Dia menampilkan batik sogan solo bermotif klasik dalam outfit
kasual hingga formal.
Tita juga memamerkan ciri khasnya, yakni tabrak warna antara atasan dan bawahan. ’’Jadi, saya sering pakai dua motif yang beda, tapi sama-sama batik. Ambil warna yang nyambung dan enak dilihat. Motifnya sogan klasik, kayak motif parang ataupun motif sidomukti,’’ ujarnya.
Dengan karya-karyanya itu, Tita ingin membuktikan bahwa sogan tidak hanya melulu milik mereka yang sudah berumur. Sogan juga bisa dikenakan mereka yang masih muda jika dipadukan dengan celana kain atau jins. ’’Motif klasik juga bisa dipakai buat gaya anak muda. Sebab, sogan itu memang cantik, elegan, dan berkelas. Apalagi kalau dipadu dengan warna hitam. Motif batiknya akan keluar dan menonjol,’’ lanjut perempuan 51 tahun itu.
Desainer Melani Tjandra menampilkan rasa yang berbeda. Penggagas Griya Wadane itu menampilkan koleksi batik dan kebaya modern. Alumnus Marketing Management Ubaya tersebut mengombinasikan batik sogan dengan batik cirebon yang lebih colourful. Melani juga memainkan detail berupa floral embroidery tiga dimensi.
’’Yang berusaha saya tampilkan itu ornamen asli dari batik itu sendiri. Jika ada bahan tambahan, tidak dibuat dominan. Seminimal mungkin tidak memotong bahan batik yang dibuat jadi baju,’’ ungkapnya. Lain lagi art director
Batik Chic Novita Yunus. Dia mempersembahkan koleksi bernuansa oriental yang mengambil inspirasi spring flower.
Keseluruhan koleksi Novita dibuat dalam casual look berupa jaket, outer, ataupun midi dress. Dengan detail motif burung-burung lokcan khas motif peranakan Tionghoa dan bunga-bunga. Dia juga sengaja membuat karya-karya yang ditampilkannya pada fashion show
itu berada dalam dominasi warnawarna yang cerah. Misalnya, merah, pink, oranye, dan ungu. ’’Hampir semua modelnya juga loose. Jadi, bukan yang fit body. Saya buat spring flower karena ini
kan menyambut musim semi,’’ paparnya.
Fashion show kemarin sekaligus menjadi puncak acara hari jadi Jayanata Beauty Plaza yang dimulai sejak Kamis (28/6). Rangkaian acara itu juga berlanjut hingga Minggu (1/7). Yakni, dengan 25 tenant batik terkemuka dari Jakarta, Semarang, maupun Solo. Termasuk special tenant dari desainer kondang Anne Avantie.
Sogan itu cantik, elegan, berkelas. Motifnya klasik, tapi tidak pudar dimakan waktu. Sesuai untuk gaya anak muda.” TITA KOESHARTANTO Dressmaker
Yang berusaha saya tampilkan itu ornamen asli dari batik itu sendiri. Jika ada bahan tambahan, tidak dibuat dominan. Seminimal mungkin tidak memotong bahan batik yang dibuat jadi baju.” MELANI TJANDRA Penggagas Griya Wadane
Ketertarikan orangorang Surabaya dengan batik itu sangat besar.” NOVITA YUNUS Art director Batik Chic