Saling Menginspirasi dalam Kebaikan
MESKI kembar identik, tidak berarti Angelina dan Angelica memiliki kesamaan dalam semua hal. Selera dan karakter mereka tentu berbeda. Lina lebih girly, sedangkan Lica cenderung tomboi. Lina mengungkapkan, adik kembarnya itu bisa lebih serius saat belajar ketimbang dirinya. Juga, lebih punya obsesi untuk meraih nilai sekolah yang lebih tinggi.
’’Lica bisa belajar di meja selama berjam-jam. Kalau aku, harus ada relaxing time-nya,’’ ujarnya. Namun, keduanya mengaku punya kebiasaan bergantian belajar. Terlebih saat akan ada ujian. Hal itu merupakan kebiasaan yang mereka lakukan sejak menempuh studi di salah satu SMP di Singapura hingga sekarang. ’’Saling bangunin tidur buat belajar,’’ sambung Lica.
Di hari ulang tahunnya itu, Lina dan Lica juga seharusnya datang untuk menerima penghargaan di sekolahnya saat di Singapura. Yakni prestasi dalam ujian GCE-0 Levels.
Keduanya juga mengakui bahwa satu sama lain sangat kompetitif. Salah satu yang tidak terlupakan adalah kenangan berangkat pukul 05.30 saat sekolah di Singapura. ’’Kami harus jalan kaki buat naik MRT. Dan, itu suasananya masih agak gelap. Kami sama-sama takut. Jadi, nggak ada yang mau jalan di belakang. Ya, akhirnya kalau jalan saling lari mendahului,’’ kenangnya lantas tertawa.
Lica mengungkapkan, karakter tidak mau kalah satu sama lain itu akhirnya membuat mereka saling menginspirasi dalam kebaikan. Hal itu juga diakui sang mama, drg Riany Alim. ’’Mereka itu sama-sama kuat belajar. Tekadnya buat maju juga besar. Punya kesadaran tanggung jawab tanpa disuruh,’’ tutur Riany. Kebaikan yang bersinar dalam diri Lina dan Lica juga diakui sang adik, Debora Riadi Alim Suprapto. Dia menuturkan, meski usil, dua kakak kembarnya tersebut sangat perhatian dan suka membantunya dalam pelajaran sekolah.