PIALA DUNIA BUTUH SUPERSTAR
SAMARA – Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo sudah pulang. Messi bersama Argentina dan Ronaldo dengan Portugal tereliminasi di babak 16 besar. Tanpa dua pemain yang silih berganti meraih predikat Pemain Terbaik Dunia FIFA satu dekade terakhir itu, Piala Dunia
2018 semakin minim superstar
Kini, bintang yang masih tersisa adalah Neymar Jr bersama Brasil yang memang difavoritkan sebagai juara Piala Dunia 2018 seiring tersingkirnya Jerman. Apakah Neymar mampu menyelamatkan gengsi turnamen? Jawabannya bergantung mampu atau tidaknya pemain termahal dunia itu membawa Brasil mengatasi perlawanan Meksiko dalam 16 besar di Cosmos Arena malam nanti (siaran langsung Trans TV pukul 21.00 WIB).
”Sepak bola perlu sosok yang paling layak dibahas dan dialah (Neymar) orangnya,” kata Casemiro, gelandang bertahan Brasil, sebagaimana dikutip Jornal do Brasil.
Sejak 2015, Neymar selalu menjadi bayang-bayang Messi-Ronaldo dalam perburuan pemain terbaik dunia. Capaian terbaik mantan bintang Barca itu adalah terpilih sebagai finalis (tiga besar) pada 2015 dan 2017. Meski, sejak Fabio Cannavaro pada 2006, memang belum pernah ada pemain terbaik dunia yang kembali mengangkat trofi Piala Dunia. ”Pemain yang bagus tentu didukung tim yang bagus untuk bisa memenangi sesuatu,” ucap pelatih Brasil Tite sebagaimana dikutip Globoesporte.
Tite seolah berusaha mengurangi tekanan Neymar yang dijadikan sasaran media atas bagus atau jeleknya permainan Brasil. Menurut pelatih yang baru sekali kalah dalam 24 laga bersama Brasil itu, Neymar tidak bisa seorang diri mengalahkan Meksiko. Tite lalu membandingkan dengan Meksiko yang bisa lolos ke 16 besar karena faktor kolektivitas dalam tim mereka.
”Kami menghadapi tim yang setiap pemainnya bisa muncul sebagai bintang,” ujarnya.
Secara terpisah, pelatih Meksiko Juan Carlos Osorio menganggap Brasil bukan Neymar. Justru Osorio menyebut gelandang serang Philippe Coutinho sebagai kunci permainan Selecao.
Selama tiga laga di fase grup, Coutinho bermain moncer dengan mencetak dua gol dan menyumbang satu assist. ”Sentuhannya seperti mengalihkan setiap pemain lawan. Neymar cuma sosok yang lebih besar di klub,” kata Osorio kepada Record.
Osorio meyakini, Meksiko bisa membuat kejutan (baca: mengalahkan Brasil) seandainya mampu mematikan permainan Coutinho. ”Kami sudah mempelajari permainan Brasil dan menyiapkan strategi yang cocok (untuk meredam Brasil),” imbuhnya.