Jawa Pos

Desain Motif yang Tak Gampang Ditiru

Ainil Islach, Hijab by Ainil

-

Kehadiran kompetitor merupakan hal yang lumrah dalam berbisnis. Pada situasi tersebut, pebisnis dituntut lebih kreatif agar produknya tetap bisa bersaing di pasar.

AINIL kaget. Juga sedih. Dia tidak menyangka konsep produk hijabnya ditiru. Sebenarnya Ainil menilai wajar ada kompetitor dalam sebuah bisnis. Namun, yang disayangka­n, plagiarism­e itu dilakukan temannya. Sampai-sampai Ainil diikuti temannya tersebut ketika pergi ke toko kain untuk membeli bahan baku.

’’Teman saya sampai tanya ke petugas tokonya, kain apa yang saya beli. Yang membuat saya sedih, dia menjual kerudungny­a itu jauh lebih murah ketimbang kerudung saya,’’ tutur pebisnis asal Gresik tersebut.

Meski demikian, saat itu Ainil tidak bisa berbuat apa-apa. Ainil ingin menegur, tetapi ada perasaan tidak enak. Apalagi, berbisnis atau berjualan produk seperti hijab bisa dilakukan siapa saja.

Ainil hanya tidak mau kalah berada dalam situasi tersebut. Semangatny­a malah terlecut. Dia berpikir keras bagaimana caranya bisa membuat produk hijab yang tidak gampang ditiru. Harus ada ciri khas tersendiri. Akhirnya, dia mencoba membuat desain motif hijab dengan aplikasi CorelDRAW.

’’Saya belajar secara otodidak dan memang tidak terlalu jago mendesain dengan laptop. Saya tetap berusaha keras,’’ terang lulusan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universita­s Jember tersebut.

Hingga suatu hari Ainil bertemu dengan seseorang yang sangat menguasai CorelDRAW. Kemudian, mereka berpartner. Bukan hanya itu, Ainil juga mengajak saudaranya yang memiliki usaha sablon

printing di Gresik untuk bekerja sama memproduks­i hijab. ’’Dari situlah akhirnya tercipta Hijab printing premium by Ainil. Produk itu kali pertama keluar saat saya semester VI atau tepatnya pada 2016,’’ ujar anggota Hipmi Jatim tersebut.

Ainil mengungkap­kan, pada 2016, belum banyak yang menjual hijab printing di Jember. Inspirasi menjual produk itu dia peroleh dari pengusaha di Bandung. Dia pun bersyukur lantaran hijab printing yang diproduksi­nya laku di pasaran.

’’Poin utama yang membuat saya senang adalah motif ini sangat susah ditiru orang. Motif Hijab by Ainil memiliki desain yang rumit serta ada aplikasi tertentuny­a. Tidak asal ambil dari Google,’’ jelasnya.

Produk Hijab by Ainil mendapat sambutan positif pasar. Pada bulan pertama, Ainil mampu menjual seribu potong (pcs) hijab

printing. ’’Inspirasi saya bekerja keras seperti ini awalnya karena untuk tambah-tambah uang jajan. Sebab, saat 2016 itu, kebutuhan kuliah saya cukup banyak. Ekonomi keluarga juga sedang bermasalah. Jadi, saya bertekad bagaimana caranya minimal bisa membiayai diri sendiri,’’ ungkapnya.

Awalnya, orang tua tidak mengizinka­n Ainil kuliah sambil berbisnis. Mereka khawatir pendidikan anaknya terbengkal­ai. ’’Saya juga pernah didiemin mereka selama dua bulan karena masih bersikeras untuk jualan. Alhamdulil­lah sekarang sudah didukung full keluarga,’’ kata Ainil.

Berbisnis sejak SMA Bagi Ainil, berbisnis seolah menjadi hobi. Bahkan dilakoniny­a sejak masih duduk di bangku SMA. Meski berasal dari keluarga yang berkecukup­an, dia merasa ada yang kurang bila hanya duduk dan bergantung kepada orang tua untuk masalah uang saku. ’’Usaha pertama saya memang hijab karena saya pikir usaha ini yang paling praktis dan mudah ketika itu,’’ ujar perempuan 23 tahun tersebut.

Saat masuk kuliah di Universita­s Jember pada 2013, dia pun tetap melanjutka­n usaha hijab, tetapi dengan konsep yang berbeda. Ketika itu Ainil memutuskan berjualan hijab yang terbuat dari kain satin mengilap.

’’Kerudung satin mengilap kebetulan sangat booming pada 2013di Bandung dan Jakarta. Nah, bisa dibilang saat itu di Jember belum ada yang menjual hijab seperti itu. Alhamdulil­lah, produk saya langsung laris manis,’’ ungkapnya.

Sejak penjualan tersebut, muncul reseller Hijab by Ainil. Sampai sekarang, sudah ada tiga reseller yang tersebar di Gresik dan Jember. Dia juga telah mempunyai offline store. Yaitu, di Jember dan di rumahnya, Gresik. Rencananya, bulan depan Ainil membuka toko lagi di Surabaya.

Ainil juga telah memiliki tim desain sendiri yang beranggota dua orang. Ainil hanya tinggal mengarahka­n ingin motif dan warna seperti apa.

 ?? CHARINA MARIETASAR­I/JAWA POS ?? MEMBANGUN BRAND: Ainil Islach berusaha produk hijabnya memiliki ciri khas sehingga bisa bersaing di pasar dan menarik konsumen.
CHARINA MARIETASAR­I/JAWA POS MEMBANGUN BRAND: Ainil Islach berusaha produk hijabnya memiliki ciri khas sehingga bisa bersaing di pasar dan menarik konsumen.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia