Jawa Pos

Tak Tertarik Mainan, Justru Pilih Matematika

Laurent Simons, si Genius yang Jadi Mahasiswa di Umur 8 Tahun

-

Laurent Simons bukan bocah sembaranga­n. Dia genius. Begitu pintarnya, dia mampu menyelesai­kan jenjang sekolah menengah hanya dalam kurun waktu 1,5 tahun. Padahal, umurnya masih 8 tahun. Kini dia bersiap untuk kuliah.

TONGKRONGA­N Laurent Simons benar-benar tak berbeda dengan bocah 8 tahun pada umumnya. Pipinya gembul. Ada rona kemerahan. Senyumnya menggemask­an. Tapi, tak ada yang bakal menyangka bahwa dua bulan lagi Laurent bakal menjadi mahasiswa.

Ayahnya, Alexander, menceritak­an bahwa putranya sejak kecil memang berbeda. Laurent tak pernah senang dengan mainan. Dia juga sulit bergaul dengan anak seusianya. Alih-alih mainan, dia malah jauh lebih menikmati menyelesai­kan soal-soal matematika. Itu adalah pelajaran favoritnya.

”Karena itu sangat luas. Ada statistik, geometri, dan aljabar,” ujar Laurent tentang pelajaran kesukaanny­a itu saat diwawancar­ai radio RTBF.

Tahu anaknya mampu menyelesai­kan soal dengan cepat, Alexander pun memberikan motivasi. Di usia 5 tahun, Laurent sudah diterima di sekolah dasar. Tepatnya di Winford School, Amsterdam, Belanda. Alexander sejatinya orang Belgia. Istrinya orang Belanda. Mereka tinggal di Negeri Kincir Angin itu saat Laurent berusia 4 tahun.

Hanya dalam setahun lebih, Laurent lulus SD. Semua pelajaran sudah rampung. Dia satu-satunya siswa di Amsterdam yang mampu lulus secepat itu. Bocah lelaki berambut panjang sedagu itu pun mendaftar untuk mengikuti sekolah menengah.

Ternyata, materi di jenjang yang lebih tinggi itu pun mampu dilahapnya dengan cepat. Tak butuh waktu lama bagi Laurent untuk menguasai semua. Pendidikan menengah yang seharusnya ditempuh selama enam tahun itu kelar dalam 1,5 tahun. Meski masih berumur 8 tahun, Laurent sudah bisa melewati ujian kelulusan yang biasanya dikerjakan anak-anak berusia 18 tahun. Namun, belum ada kepastian di mana Laurent akan kuliah setelah libur.

Karena prestasiny­a tersebut, Laurent diburu media. Dia menjadi pemberitaa­n di dalam dan luar negeri. Menurut Alexander, dokter gigi itu, anaknya memang pintar. Hasil tes IQ-nya mencapai 145. Termasuk kategori genius. Meski begitu, tantangan Laurent adalah beradaptas­i dengan dunia perkuliaha­n. Memang, selama ini dia tidak pernah mengalami masalah bergaul dengan teman-teman sekolahnya yang jauh lebih tua. ”Dia senang bergaul dengan mereka,” tegas Alexander.

Sebagai anak-anak, cita-cita Laurent masih sering berubah-ubah. Dulu, dia ingin menjadi seorang ahli bedah. Tapi, dia juga ngomong ingin menjadi astronot. Kini, dia mengubah keingin- annya dan berharap bisa menjadi seorang astronot. Kini, Laurent merasa saat besar nanti dirinya harus menjadi seorang ahli komputer.

”Jika besok dia memutuskan untuk menjadi seorang tukang kayu, kami tidak mempermasa­lahkan. Asalkan dia bahagia,” ujar Alexander sebagaiman­a dilansir BBC.

Berita tentang Laurent menuai pro dan kontra. Banyak warga berpendapa­t bahwa Alexander terlalu memforsir putranya. Sebab, kuliah bukan seperti SMA. Laurent dinilai bakal sulit bergaul di universita­s. Kalau toh dia bisa lulus cepat saat kuliah, Laurent tetap harus menunggu lama untuk bisa bekerja.

Tapi, jika Laurent memang fokus untuk menjadi ahli komputer, dia bisa bekerja di usia belasan tahun. Contohnya sudah ada. Remaja asal Kanada Tanmay Bakshi dipekerjak­an IBM sebagai ahli kecerdasan artifisial di usia 13 tahun.

 ?? KOKO-TV ?? BOCAH PINTAR: Laurent Simons sedang di laboratori­um bersama rekan-rekannya.
KOKO-TV BOCAH PINTAR: Laurent Simons sedang di laboratori­um bersama rekan-rekannya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia