Diduga Dilepas di Taman Brantas Indah
SIDOARJO – Lembaga Ecological Observation and Wetlands Conversation (Ecoton) terus menelusuri asal Arapaima gigas di Sungai Brantas. Ikan itu ditengarai merupakan koleksi Gofur, salah seorang warga Mojokerto.
Direktur Ecoton Prigi Arisandi pernah ke rumah Gofur di Perumahan Citra Harmoni, Trosobo, Taman, Sidoarjo, untuk melihat kolam Arapaima akhir Juni lalu. Gofur menyatakan, dirinya memiliki 30 ekor ikan Arapaima gigas di rumahnya, Mojokerto. Kemudian 18 ekor dipindahkan ke Trosobo. ’’Sebanyak 12 sisanya diakui Gofur sudah diserahkan kepada temannya,’’ katanya
J
Prigi menjelaskan, Gofur menyuruh sopirnya, Bayu, untuk memberikan 12 ikan itu kepada sang rekan yang bernama Supriyono. Namun, delapan ekor Arapaima terlihat lemas saat di perjalanan. Bayu kemudian memutuskan melepaskannya di sungai yang bersebelahan dengan Taman Brantas Indah. ’’Ketika kami periksa ke rumah Supriyono, empat ekor sisanya sudah mati,’’ katanya.
Gofur yang memiliki nama asli Pursetyo ketika dijumpai Jawa Pos di rumahnya tidak ada di tempat. Dianda, istri Gofur, mengatakan bahwa suaminya sedang bekerja di Garasi Sumber Mas Mojokerto. ’’Kalau di rumah, sekitar waktu magrib atau isya,’’ ucapnya.
Di rumah tersebut, tepatnya di dekat parkir mobil, terdapat kolam besar yang berisi Arapaima. Saat dimintai keterangan lebih lanjut, Dianda tidak banyak berkomentar. ’’Lebih baik Abah (Gofur, Red) yang memberikan keterangan langsung,’’ tambahnya.
Hingga Sabtu (30/6) ikan Arapaima masih ditemukan warga Desa Gamping Rowo, Kecamatan Tarik. Rokim, salah seorang warga yang menangkap ikan langka itu, mengatakan bahwa seekor ikan yang ditangkap sudah mati. ’’Ada seekor ikan Arapaima yang masih di sungai. Bisa jadi masih banyak yang berenang di perairan aliran Sungai Brantas,’’ ucapnya.
Belasan ikan Arapaima gigas yang ditemukan warga di Sungai Brantas dikhawatirkan bisa mengganggu ekosistem. Beberapa pemiliknya ditengarai tidak mampu merawat ikan tersebut.
’’Jika tidak mampu merawat, segera lapor ke BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Red),’’ ujar Pjs Direktur Operasional Kebun Binatang Surabaya Rahmad Suharta.