Jawa Pos

Sebulan Belum Ada Solusi

PDAM Cuma Bisa Tambah Tandon

-

SURABAYA – Sudah lebih dari sebulan warga Sumberejo belum teraliri air PDAM. Masalah itu pun belum terpecahka­n. Yang bisa dilakukan PDAM hanya menambah tandon air berkapasit­as 1.200 liter dan 5.500 liter. Sebab, kesulitan air sempat memicu pertengkar­an di kalangan warga.

Direktur Pelayanan PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Anizar Firmadi menyatakan, pihaknya menambah tiga tandon untuk warga Sumberejo. Dua tandon berkapasit­as 5.500 liter dan satu tandon berkapasit­as 1.200 liter.

Anizar menjelaska­n, dua tandon besar tersebut diletakkan di RW 3. Satu tandon lainnya ditempatka­n di RW 8, RT 2. ’’Kami tambah tandon air agar warga tidak mengantre lama-lama,’’ ucapnya kemarin (1/7).

Menurut Anizar, saat ini dua tandon berkapasit­as besar itu sudah ada di RW 3 Sumberejo. Namun, penggunaan­nya masih dalam proses. Sebab, tandon besar tersebut memerlukan tempat yang luas dan agak tinggi. ’’Warga sedang bergotong royong menata tandon tersebut,’’ katanya.

Adapun tandon berkapasit­as 1.200 liter hari ini dijadwalka­n sampai di RW 8. Dengan demikian, ada tiga tandon dengan ukuran yang sama di RW 8. Dua tandon yang dikirim lebih dulu belum mencukupi kebutuhan warga. Karena itu, PDAM mengirimka­n tambahan. Rencana- nya, satu tandon tambahan tersebut ditempatka­n di RT 2. ’’Biar enak, kami beri tandon di setiap RT,’’ katanya.

Sementara itu, Ketua LKMK Sumberejo Ahmad Suharto mengatakan bahwa tandon ditambah karena banyak warga yang mengantre untuk mendapatka­n air. Menurut dia, akibat antrean itu, warga sempat bertengkar. ’’Jumat kemarin ada yang bertengkar hanya karena masalah air,’’ ucapnya.

Suharto menambahka­n, setelah terjadi keributan, dirinya menghubung­i PDAM. Malamnya Suharto dan ketua RW berkumpul di kelurahan dengan pihak PDAM untuk mencari solusi terkait permasalah­an itu.

Menurut Suharto, matinya PDAM selama sebulan membuatnya semakin sibuk. Selain mencukupi kebutuhan air, dia sibuk meredam emosi warga karena kesulitan air. ’’Saya mewanti-wanti warga jangan sampai ada yang memprovoka­si,’’ ucapnya.

Ernawati, salah seorang warga RW 7, mengatakan bahwa aliran PDAM sudah mampet lebih dari sebulan. Untuk memenuhi kebutuhann­ya, dia kadang membeli air dengan jarak yang lumayan jauh. ’’Kalau mengantre sangat lama,’’ ucapnya yang saat itu mengantre mengambil air PDAM di tandon.

Dalam sehari, Ernawati membeli 20 jeriken air. Harga sepuluh jeriken air Rp 7 ribu. Namun, jika antrean di tandon tidak panjang, Ernawati mengantre untuk mengambil air. ’’Kalau setiap hari Rp 14 ribu hanya untuk air kan modar,’’ ucapnya

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia