Jawa Pos

Hari Ini Terakhir Jalur Mitra Warga

Kuota Kosong Bertambah Ratusan Kursi

-

SIDOARJO – Hari ini (2/7) merupakan masa akhir penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMPN jalur mitra warga. Jumlah kuota bertambah. Sebab, saat pengumuman tahap kedua jalur reguler online, ada ratusan calon siswa yang tidak mendaftar ulang. Dinas pendidikan dan kebudayaan (dikbud) berharap warga memanfaatk­an peluang itu.

’’Semua kuota kosong yang tidak daftar ulang dimasukkan ke jalur mitra warga,’’ ujar Sekretaris Dikbud Pemkab Sidoarjo Tirto Adi.

Menurut dia, kuota jalur mitra warga di setiap sekolah akan berbeda. Makin banyak yang tidak daftar ulang, kuotanya semakin besar. Awalnya, kuota jalur mitra warga hanya 14 persen. Namun, jika di SMPN tertentu banyak yang tidak daftar ulang, kuotanya otomatis bertambah. ’’Sesuai jumlah yang tidak daftar ulang,’’ jelasnya.

Karena kuota bertambah, lanjut dia, peluang diterima bakal semakin besar. Bahkan, jika di sekitar sekolah tidak ada yang mendaftar, mereka yang diterima bisa saja dari luar desa. Bisa juga dari luar kecamatan. Asal tetap memenuhi persyarata­n. Salah satunya menunjukka­n surat keterangan lulus dari sekolah asal. Selain itu, mendaftar ke sekolah tujuan dengan menyerahka­n fotokopi kartu keluarga (KK) yang dilegalisa­si serta yang asli. ’’Namun, KK yang diterbitka­n minimal 1 Juli 2017,’’ katanya.

Calon siswa dari keluarga miskin harus menyertaka­n fotokopi kartu Indonesia pintar (KIP), kartu jamkesmas, kartu gakin, kartu program keluarga harapan (PKH), atau kartu keluarga penerima manfaat (KPM). Yang asli juga perlu ditunjukka­n.

Tirto berharap calon siswa yang memenuhi persyarata­n tersebut segera mendaftar karena hari ini terakhir. Jika di sekolah dekat rumah kuota sudah terpenuhi, bisa ke sekolah lain. Namun, lokasinya tetap yang terdekat dari rumahnya. Jika peminat jalur mitra warga melebihi kuota, tentu akan ada seleksi berdasar prioritas peserta didik yang miskin dan yang terdekat dengan sekolah.

Ditanya soal banyaknya calon siswa yang tidak daftar ulang, Tirto menjelaska­n bahwa dikbud tidak bisa memaksa mereka untuk daftar ulang. Yang pasti, ada sejumlah alasan mengapa calon siswa tidak daftar ulang. Pertama, sekolah yang dipilih bukan pilihan pertama. Awalnya, orang tua berpikir yang terpenting anaknya bisa masuk ke SMPN meski lokasinya agak jauh. Setelah diterima, mereka tidak sanggup dan tidak daftar ulang.

’’Alasan kedua, bisa saja karena mereka sudah mendapat sekolah lain. Misalnya, orang tua akhirnya menyekolah­kan anaknya di pondok pesantren,’’ paparnya.

Kepala SMPN 2 Waru Hariono menyatakan, rata-rata calon siswa yang tidak daftar ulang ke sekolahnya memang karena lokasi rumahnya jauh. Berdasar data, rata-rata dari luar Kecamatan Waru. Bahkan ada yang dari Surabaya. Karena itu, tidak heran jika ada 36 calon siswa yang tidak mendaftar ulang. ’’Kami berharap warga yang rumahnya dekat bisa memanfaatk­an kuota kosong itu,’’ paparnya. TOTAL

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia