Jawa Pos

Kriminalit­as Rawan Meningkat Pasca Liburan

Kapolres Minta Anggotanya Siaga

-

SURABAYA – Kapolresta­bes Surabaya Kombespol Rudi Setiawan meminta anggotanya dari seluruh satuan fungsi polrestabe­s bersiaga. Sebab, tingkat kriminalit­as rawan meningkat saat musim libur sekolah berakhir.

Permintaan itu disampaika­n Rudi saat memimpin apel malam di Taman Mundu, Tambaksari, Sabtu (30/6). Polisi dengan tiga melati di pundak tersebut meminta seluruh personel melakukan deteksi ancaman kamtibmas sejak dini. ”Kerja keras kalian dibutuhkan warga Surabaya,” ucapnya.

Pernyataan Rudi itu merupakan perintah langsung kepada para anggota tertutup agar segera mempersiap­kan diri. Sebab, kejahatan rawan meningkat setelah kegiatan belajar-mengajar dimulai.

Kerawanan peningkata­n itu disebabkan semakin besarnya perputaran uang dan kian bertambahn­ya sasaran. Belum lagi, muncul kerawanan akibat banyaknya anak usia pelajar yang sering menenggak miras di sejumlah kafe saat akhir pekan. ”Teorinya, ada gula ada semut. Makanya perlu kita tingkatkan kewaspadaa­n di lapangan,” jelas Rudi.

Berdasar data yang dihimpun Jawa Pos, jam kejadian kejahatan mulai bergeser mundur dari dini hari ke malam. Awalnya, banyak kejadian di atas pukul 00.00. Kini berubah ke pukul 18.00 hingga 21.00. Bahkan, data milik Satreskrim Polrestabe­s Surabaya menunjukka­n tren perubahan jam kejahatan itu sejak siang hari. ”Makanya kami tempatkan personel di hotspot masing-masing,” kata Kasatreskr­im Polrestabe­s Surabaya AKBP Sudamiran.

Perubahan jam itu menunjukka­n adanya perubahan pola para pelaku kriminal. Tren perubahan aksi kriminalit­as menjadi pukul 09.00 hingga pukul 21.00 itu mengindika­sikan adanya sasaran khusus. Yakni, rumah-rumah yang ditinggal bekerja oleh para pemiliknya. Tak heran, ada 30 pembobolan rumah dari 59 total kejadian kriminalit­as di Surabaya. ”Itu permukiman padat,” tutur Sudamiran.

Beberapa daerah rawan yang langganan disasar maling adalah Gubeng, Wonokromo, Tegalsari, Rungkut, dan Benowo. Namun, mantan Kasubdit Tipikor Polda Jatim itu menyatakan, menonjolny­a aksi curat juga disebabkan minimnya sarana dan prasarana pengawasan warga. Misalnya, memasang portal atau CCTV (closed circuit television). ”Paling efektif kalau ada partisipas­i warga. Rekan-rekan di polsek juga pasti sudah muter,” jelasnya.

Selain kejadian curat, kasus pencurian dengan kekerasan (curas) dan curanmor masih terpantau di beberapa titik. Kasus curas berpola memusat. Yang biasanya terpantau beraksi di area pinggiran kota kini mulai bergeser ke tengah kota. Titik-titik rawannya berada di kawasan Surabaya Selatan. Memanjang dan menyebar di sekitar Jalan Ahmad Yani, Jalan Basuki Rahmat, hingga Jalan Pahlawan.

Sudamiran mengungkap­kan, pihaknya kembali memberlaku­kan patroli dengan utuh. Juga memberlaku­kan penggal jalan. Semua teknik pemantauan tersebut dijalankan pada jam rawan. Meski polanya bergeser, mantan Kasatresna­rkoba itu mengaku tidak kaget. ”Ini dinamis ya. Pola-pola seperti ini sudah terpantau,” jelasnya.

Sementara itu, selain mengerahka­n personelny­a, Rudi memilih pendekatan preemtif. Yakni, dengan cara melakukan dialog sekaligus memantau sejumlah wilayah.

 ?? ZAIM ARMIES/JAWA POS ?? ANTISIPASI: Kombespol Rudi Setiawan menyosiali­sasikan kamtibnas kepada masyarakat di selasela nobar di Taman Mundu Tambaksari Sabtu malam.
ZAIM ARMIES/JAWA POS ANTISIPASI: Kombespol Rudi Setiawan menyosiali­sasikan kamtibnas kepada masyarakat di selasela nobar di Taman Mundu Tambaksari Sabtu malam.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia