Jawa Pos

LEBIH MATANG, LEBIH TENANG

-

ROSTOVON-DON – Sudah enam tahun terakhir Belgia mendapat predikat sebagai skuad berjuluk generasi emas. Tepatnya sejak Marc Wilmots menangani De Rode Duivels. Bersama Wilmots, Eden Hazard dkk dua kali menjejak perempat final turnamen mayor. Yakni, Piala Dunia 2014 dan Euro 2016.

Capaian itu kini sudah disamai Roberto Martinez di Piala Dunia 2018. Pelatih yang menggantik­an Wilmots setelah Euro 2016 itu meloloskan Hazard dkk ke perempat final setelah secara dramatis menyisihka­n Jepang 3-2 di Rostov Arena kemarin dini hari (3/7).

Belgia harus menunggu sampai menit keempat injury time untuk memastikan kemenangan melalui pemain pengganti Nacer Chadli. Bahkan, De Rode Duivels nyaris tersisih setelah tertinggal 0-2 lewat gol-gol Genki Haraguchi (48’) dan Takashi Inui (52’).

Sundulan Jan Vertonghen pada menit ke-69 membuka asa Belgia. Lima menit berselang, sundulan kembali menaklukka­n kiper Jepang Eiji Kawashima. Kali ini melalui pemain pengganti lainnya, Marouane Fellaini, memanfaatk­an assist Hazard. Kali terakhir terjadi comeback dua gol di fase knockout Piala Dunia adalah pada perempat final edisi 1966. Yakni, saat Portugal mengalahka­n Korsel 5-3.

Kemenangan heroik atas Jepang pun melambungk­an asa Belgia. Khususnya bagi generasi emas yang saat ini berusia kepala tiga seperti Fellaini, Vertonghen, Vincent Kompany, Dries Mertens, dan Thomas Vermaelen. Sebab, Piala Dunia 2018 adalah kesempatan terakhir mereka. ”Sulit bertahan dengan skuad sekarang empat tahun lagi (Piala Dunia 2022),” ucap Hazard sebagaiman­a dilansir ESPN.

Hazard yang masih 27 tahun menilai, skuad Belgia di Piala Dunia 2018 semakin baik dibandingk­an di Piala Dunia 2014 dan Euro 2016. ”Empat tahun lalu adalah kali pertama kami turun di major tournament dan kami masih meraba. Prancis (Euro 2016) menjadi yang kedua dan memberikan pengalaman bagi kami,” imbuh pemilik 89 caps tersebut.

Dari Piala Dunia 2014, Euro 2016, dan kini Piala Dunia 2018, perubahan skuad Belgia tak lebih dari empat nama. Artinya, hampir 80 persen komposisi pemain Belgia tidak berubah di tiga major tournament terakhir. Di Piala Dunia 2014 dan Euro 2016, rata-rata usia pemain adalah 20–26 tahun. Kali ini, 27–32 tahun atau benar-benar usia matang. ”Tim yang sekarang sudah menunjukka­n karakterny­a. Mereka (bermain) lebih tenang,” ujar Martinez kepada Sky Sports. Pelatih berkebangs­aan Spanyol itu pun tak kesulitan menerapkan ide-ide taktikalny­a.

Selama menangani Hazard dkk, Martinez hanya menelan sekali kekalahan dari 24 pertanding­an (hanya pertanding­an 2 x 45 menit). Itu pun pada laga pertamanya atau saat ditumbangk­an Spanyol 0-2 dalam uji coba pada 2 September 2016.

Kini, tantangan bagi Martinez adalah mampukah dia melebihi capaian Wilmots dengan lolos ke semifinal? Tantangan yang mahaberat karena lawan Belgia di perempat final pada Sabtu dini hari nanti (7/7) adalah favorit juara Brasil.

 ?? SERGIO PEREZ/REUTERS MARKO DJURICA/REUTERS ?? KALAH MENYAKITKA­N: Gestur kiper Jepang Eiji Kawashima setelah kalah oleh Belgia di Rostov Arena kemarin dini hari (3/7). Foto kiri, selebrasi Marouane Fellaini setelah mencetak gol kedua Belgia.
SERGIO PEREZ/REUTERS MARKO DJURICA/REUTERS KALAH MENYAKITKA­N: Gestur kiper Jepang Eiji Kawashima setelah kalah oleh Belgia di Rostov Arena kemarin dini hari (3/7). Foto kiri, selebrasi Marouane Fellaini setelah mencetak gol kedua Belgia.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia