Rupiah Menguat, Saham Rebound
JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) akhirnya kembali ke zona hijau. Kemarin (4/7) indeks ditutup di level 5.733,64 atau naik 1,77 persen. Penguatan tujuh sektor saham menjadi pendorong laju IHSG.
Saham sektor konsumsi naik paling tinggi mencapai 3,24 persen. Sebanyak 168 saham menguat, 196 saham melemah, dan 115 saham stagnan. Asing mencatat jual bersih (net sell) Rp 67,64 miliar di seluruh pasar.
Penguatan indeks tersebut cukup mengobati kelesuan pasar. Sebab, dalam beberapa hari terakhir, indeks terus merosot hingga level 5.600.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, pelaku pasar mencoba memanfaatkan pelemahan sebelumnya untuk kembali masuk. ”Pergerakan rupiah yang kembali mencoba menguat dan diiringi dengan masih adanya berita positif sejumlah emiten turut membuat IHSG berbalik positif,” ulasnya.
Kemarin rupiah memang tampak menguat meski tipis. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan rupiah berada di level Rp 14.343 per dolar AS. Menguat 0,52 persen daripada hari sebelumnya. Di pasar spot, rupiah bertengger di harga Rp 14.345 dan masih bergerak stabil di bawah level Rp 14.400.
Reza melanjutkan, hari ini (5/7) indeks diharapkan dapat bertahan di atas support 5.645–5.715 untuk mencegah kembali melemah lebih dalam. Untuk level resistennya, indeks akan bergerak 5.730–5.762.
Menurut Reza, masih adanya kepanikan pasar terkait sentimen perang dagang yang dibarengi melonjaknya laju USD terhadap rupiah sempat berimbas negatif pada IHSG. Rupiah bahkan telah menyentuh level Rp 14.450 pada hari sebelumnya (2/7).
Asing terus melakukan aksi jual bersih. Saham di seluruh sektor sebelumnya melemah sehingga memberatkan laju IHSG untuk kembali ke zona hijau. Namun, pada perdagangan kemarin, pelaku pasar ambil momen untuk masuk ke pasar saat indeks sedang lemah.
Laporan Morgan Stanley menyebut 2019 adalah tahun yang lebih baik bagi pasar ekuitas Indonesia daripada tahun ini. ”Beberapa penyebabnya, antara lain, kejelasan pelaksanaan pemilihan umum, dukungan lebih baik atas konsumsi, dan manfaat dari pembangunan infrastruktur yang mulai terasa,” ungkap Equity Strategist Morgan Stanley Sean Gardiner.