Kuatkan Nilai-Nilai Pramuka ke Generasi Muda
FESTIVAL Wirakarya Kampung Kelir Pramuka 2018 merupakan event paling tepat menggambarkan kontribusi penting pramuka di kehidupan sehari-hari. Pramuka yang identik dengan kata semangat, egaliter, dan nasionalis mampu turut andil membangun bersama masyarakat. Atmosfer tersebut sangat terasa ketika 1000 peserta memulai aktivitas di hari ketiga kemarin (4/7) di Bumi Perkemahan Sukolilo, Surabaya.
Wakil Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Jatim AR Purmadi menyebut bahwa festival tersebut merupakan momen yang tepat menguatkan nilai-nilai pramuka. Selama festival, para pramuka tidak hanya menginap dan mengikuti rangkaian kegiatan di bumi perkemahan. Mereka juga wajib menjalankan agenda utama mengecat dan memperbaiki 100 rumah warga Bulak. Setiap hari mulai pukul 13.00 hingga 17.00 WIB.
Kontribusi para pramuka tersebut sudah mulai bisa dinikmati warga Bulak. Bambubambu yang digunakan untuk mengeringkan ikan asap kini berwarna merah cerah. Area pengeringan seluas 4,5 x 4,5 m tersebut juga tampak tertata rapi. Selain mengecat, para pramuka juga telah melakukan penataan ulang dan pembersihan. Fasilitas umum lain yang menarik perhatian adalah musala yang kini lebih cerah dengan warna krem dan hijau daun.
Berbagai aktivitas seru juga dihelat selama festival yang dihelat oleh Kwarda Jatim tersebut. Salah satunya adalah Festival Kecerdasan atau lomba cerdas cermat. Soal-soal yang ditanyakan seputar dunia pramuka dan pengetahuan umum. Para pramuka penegak berkompetisi dengan sistem gugur.
Menurut Ketua Panitia Penyelenggara Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka 2018 Hariadi Purwantoro, soal umum diperlukan untuk melengkapi pengetahuan anggota pramuka. ”Karena pramuka mengataskan nilai-nilai kepedulian umum dan leadership, tak jarang saat bersosialisasi dengan masyarakat anggota pramuka dituntut bisa menyelesaikan permasalahan yang mungkin berakar dari ilmu IPA, IPS, Matematika, agama, dan kesenian,” paparnya.
Festival Kecerdasan tersebut berhasil dimenangkan Dwi Putri Deviana dan Cala Mahadewi untuk kategori putri. Sementara itu, kategori putra dimenangkan Afriza Fikri A dan Tito Vanzal. Salah satu kesan terbaik dirasakan Tito. Peserta berusia 17 tahun dari gugus depan SMA Hangtuah 5 itu merasa semakin pede dan aktif bersosialiasi setelah mengikuti festival.
Momen lain yang tidak bisa dilupakan Tito adalah apresiasi dari warga yang mendapatkan bantuan. ”Namanya Pak Faqiul, beliau sangat berterima kasih rumahnya yang kusam menjadi lebih berwarna. Senang rasanya bisa langsung terjun ke masyarakat dan menerapkan ilmu pramuka,” ujarnya. Pada sela-sela pengecatan, Tito dan kelompoknya sempat mensosialisasikan pentingnya kesehatan. Terutama bagi anak.
Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka 2018 pun resmi ditutup tadi malam. Seremonial dihelat pada pukul 20.00 WIB. Para pemenang mendapatkan hadiah istimewa berkeliling ke Thailand dan Lombok. Festival tersebut akan berlanjut ke 10 zona lain di Jatim. Mereka yang akan menjadi tuan rumah adalah Kota Batu, Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Kediri.