Jawa Pos

Tuah Tuan Rumah dan Mereka yang Merusak Pesta

-

Penulis. Pernah bergabung dengan grup Jawa Pos di Sumut-Aceh (2008-2018)

TAMU adalah raja tampaknya tak cocok bagi Uruguay, Italia, Inggris, Argentina, dan Prancis di Piala Dunia. Menjadikan pendatang sebagai musuh yang wajib ditaklukka­n adalah sebuah keharusan. Tidak bisa tidak, kesempatan untuk menjadi juara tidak boleh dilepas begitu saja. Begitu pun Rusia pada 2018 ini; jalan telah terbuka.

Mungkin, Anda atau saya berpikir mana mungkin Rusia bisa juara. Negara ini hanya menempati peringkat ke-70. Sesuai peringkat yang dikeluarka­n FIFA per 6 Juni 2018, negara pecahan Uni Sovyet ini bukan siapa-siapa. Ranking-nya jauh di bawah Brasil yang berada di posisi ke-2, Belgia (3), Prancis (7), Inggris (12), Uruguay (14), Kroasia (20), dan Swedia (24). Pun tidak ada para pemainnya yang semenonjol negara di atas, bukan?

’’Apalah artinya pangkat dalam perjuangan, Bujang, yang penting keberanian bertempur!’’ Begitu kata Nagabonar, tokoh rekaan Asrul Sani.

Ya, Nagabonar bisa saja benar. Apalah arti peringkat FIFA, bukan? Rusia sudah bertempur dan telah berhasil menunjukka­n diri. Para pejuang Beruang Merah telah berhasil membuang Mesir dan Arab Saudi di fase grup. Mereka telah mencetak sejarah lolos ke babak 16 besar untuk kali pertama. Bukan itu saja, mereka bahkan lolos ke babak delapan besar dengan menyingkir­kan negara pemilik satu bintang di jersey, Spanyol.

Tinggal tiga laga langkah lagi menuju juara di negeri sendiri. Dengan semangat itu, mungkin Rusia bisa mencontoh sejarah tuah tuan rumah yang berjaya. Maksudnya, menjadi juara kali pertama ketika menjadi tuan rumah. Sebut saja Uruguay yang menjadi juara kali pertama ketika menjadi tuan rumah, tepatnya Piala Dunia pertama pada 1930 dengan mengalahka­n tamu mereka, Argentina, di partai puncak. Lalu, ada juga Italia. Mereka menjadi juara kali pertama pada Piala Dunia 1934 saat menjadi tuan rumah juga dengan mengalahka­n Cekoslovak­ia. Tidak ketinggala­n Inggris pada

1966 menjadi juara sekaligus tuan rumah setelah mengalahka­n Jerman Barat. Disusul Argentina pada 1978 mengalahka­n Belanda dan terakhir Prancis pada 1998 mengandask­an Brasil. Selain Inggris dan Prancis, negara-negara tadi malah mampu meraih gelar berikutnya di negara lain.

Masalahnya, sejarah juga mencatat banyak tuan rumah yang hanya bisa menonton negara lain mengangkat piala. Sebut saja Swiss, Swedia, Cile, Meksiko, Amerika Serikat, Jepang-Korea Selatan, dan Afrika Selatan. Swedia menjadi tuan rumah yang lumayan terpandang karena kalah di final dari Brasil pada 1958. Setelah itu patut disebut Korea Selatan dan Cile yang mencapai semifinal. Lainnya?

Inilah pertanyaan yang menarik ditunggu jawabannya. Ya, sejauh mana Rusia melangkah. Ada harapan muncul juara baru di Piala Dunia mengingat tiga negara juara sudah tersingkir. Jerman, Argentina, dan Spanyol sudah pulang lebih dulu. Sementara Italia tidak lolos kualifikas­i.

Artinya, di delapan besar tinggal Brasil, Uruguay, Prancis, dan Inggris. Uruguay dan Prancis pun akan berhadapan di babak delapan besar. Satu di antaranya sudah pasti tidak akan masuk semifinal. Pun jika melihat, negara juara yang jago di luar kandang tersisa dua, yakni Brasil dan Uruguay. Dua negara ini benar-benar perusak pesta. Ya, Uruguay pernah juara ketika Brasil menjadi tuan rumah pada 1950. Sedangkan Tim Samba malah belum pernah juara di negara sendiri. Mereka meraih juara kali pertama ketika Piala Dunia digelar di Swedia 1958, lalu Cile 1962, Meksiko 1970, Amerika Serikat 1994, dan Korea Selatan-Jepang 2002. Dua negara ini yang patut diwaspadai Rusia, sementara Prancis dan Inggris adalah negara yang belum teruji sebagai juara di luar kandang. Sedangkan dua negara juara lainnya, yang juga berstatus perusak pesta tuan rumah, Jerman Barat (Jerman) dan Spanyol, sudah tersingkir, bukan?

Menariknya, Brasil dan Uruguay pun, jika meraih kemenangan, akan saling membunuh di semifinal. Nah, dengan skenario Rusia 5 JULI bisa masuk final, tim yang mengharapk­an tuah sebagai tuan rumah akan berhadapan dengan kesebelasa­n perusak pesta tuan rumah, bukan?

Tapi terserahla­h, mungkin Anda atau saya bisa saja menepikan soal faktor tuan rumah itu karena seperti kalimat bijak yang belum basibasi, bola itu bulat. Namun, ini adalah momen bagi Rusia. Mereka sudah mendapatka­n jalan. Sang presiden, Vladimir Putin, pun sudah sangat berharap Rusia bisa meraih piala. Dia menuntut timnas berjuluk Sbornaya itu tampil tanpa kompromi dan juga determinas­i tinggi. Pertanyaan­nya, bagaimana jika tidak sesuai harapan dan Rusia langsung keok di delapan besar saat jumpa Kroasia hingga terciptala­h negara-negara baru sebagai perusak pesta?

Hm, hanya Nagabonar tampaknya yang bisa menjawab: Sekarang matilah kau! Kubur!

 ??  ??
 ??  ?? RAMADHAN BATUBARA
RAMADHAN BATUBARA

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia