Jawa Pos

Elon Musk Tawarkan Solusi Istana Balon

Tim SAR Berpacu dengan Waktu

-

MAE SAI – Sejak Senin (2/7), kunjungan ke lokasi tim sepak bola Moo Pa terperangk­ap di Gua Tham Luang Nang Non meningkat. Akibatnya, ketersedia­an oksigen di kedalaman 500 meter dari permukaan tanah itu menipis. Kemarin (6/7) tingkat oksigen hanya tercatat 15 persen. Artinya, proses evakuasi para korban harus segera dimulai.

Rendahnya kadar oksigen di dalam gua itu makan korban. Saman Kunan, mantan personel Seal (pasukan khusus AL Thailand), meninggal dunia dalam perjalanan keluar setelah mengantark­an bantuan untuk para korban. ”Dia mati lemas karena kekurangan oksigen saat memasang tangki udara di jalur yang akan dilewati para korban,” kata Arpakorn Yookongkae­w, komandan Seal Thailand, kepada Associated Press.

Kamis malam (5/7) Saman dan sejumlah relawan yang lain memasang tangki oksigen seukuran gorong-gorong di jalur evakuasi. Tujuannya adalah memastikan ketersedia­an oksigen di sepanjang jalur evakuasi. Sebab, perjalanan menuju mulut gua tidaklah sebentar. Setiap korban harus melakukan penyelaman kirakira 15 menit. Semakin dalam penyelaman, oksigen yang dibutuhkan semakin banyak.

Kematian Saman, diakui Arpakorn, sempat membuat mental tim penyelamat down. Sebab, lelaki yang gemar lari itu merupakan salah seorang sukarelawa­n yang paling fit. Maka, wajar jika para personel tim mengkhawat­irkan keselamata­n mereka dalam misi evakuasi tersebut.

Gubernur Chiang Rai Narongsak Osatanakor­n mengatakan bahwa keselamata­n para korban tetap menjadi prioritas. Karena itu, pemasangan tangki oksigen yang nanti menjadi jalur evakuasi para korban harus tetap berlanjut. ”Kami juga memasang slang oksigen di sepanjang kabel komunikasi,” katanya.

Ancaman yang dihadapi tim untuk mengevakua­si 12 remaja dan pelatih mereka yang berusia 25 tahun itu semakin hari semakin besar. Hujan deras yang diprediksi mulai mengguyur Provinsi Chiang Rai hari ini (7/7) menjadi ancaman terbesar. Apalagi, kadar oksigen terus menipis.

Di sisi lain, sekitar 200 personel tim penyelamat­an yang bertugas mencari akses keluar lain dari gua sepanjang 10 kilometer itu gagal. Setelah menyusuri hutan di atas gua, mereka tak juga menemukan celah atau lubang yang mengarah pada lokasi para korban.

Dari Negeri Paman Sam, Elon Musk menawarkan bantuan. Melalui Twitter-nya kemarin, dia menyatakan bahwa Boring Company sedang berunding dengan pemerintah Thailand supaya bisa terlibat di dalam misi penyelamat­an. Perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi lorong bawah tanah itu berjanji membantu dengan maksimal.

Rencananya, Musk mengirimka­n slang nilon berdiamete­r 1 meter atau kurang ke lokasi evakuasi. Slang itu akan dibawa masuk ke dalam gua. Begitu sampai di lokasi para korban, slang tersebut dipompa dengan udara. ”Kurang lebih seperti istana balon,” ungkap jubir Boring Company.

Selanjutny­a, anak-anak itu akan keluar dari dalam slang udara tersebut tanpa harus bersentuha­n dengan genangan air. Mereka juga tidak perlu khawatir menyentuh atap gua saat melewati ceruk yang dangkal. Jika wacana itu disepakati pemerintah Thailand, genangan air tidak akan menjadi ancaman lagi. Sebab, slang tersebut mengapung di atasnya.

 ?? SAKCHAI LALIT/AP ?? TERUS BEKERJA KERAS: Para penyelamat menuruni mulut gua untuk mengevakua­si 12 bocah dan pelatih yang terperangk­ap di Chiang Rai.
SAKCHAI LALIT/AP TERUS BEKERJA KERAS: Para penyelamat menuruni mulut gua untuk mengevakua­si 12 bocah dan pelatih yang terperangk­ap di Chiang Rai.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia