Jawa Pos

Kami Tidak Curang, Kami Cerdas

Wawancara Jawa Pos dengan Bek Utama Tim Nasional Inggris John Stones

-

GARETH Southgate mendapatka­n pujian karena keberanian­nya dalam melakukan revolusi taktik permainan Inggris. Bertahun-tahun memakai pola empat bek, Southgate bersama sang mastermind Steve Holland merancang strategi tiga bek dan memakainya pada Piala Dunia 2018.

Holland bukan anak kemarin sore dalam strategi tiga bek tersebut. Dia adalah mantan asisten Antonio Conte yang terlibat sangat intens dalam merancang taktik Chelsea ketika menjadi juara Premier League 2016–2017.

Southgate juga bukan orang baru dalam skema tersebut. Dia adalah satu di antara tiga bek tengah Inggris ketika tim itu dilatih Terry Venables (1996) dan Glenn Hoddle (1998). Pemilihan Kyle Walker sebagai bek tengah utama Inggris pada Piala Dunia 2018 sangat terinspira­si oleh langkah Hoddle menjadikan Gary Neville sebagai starter di Piala Dunia 1998. Padahal, dua pemain tersebut berposisi asli sebagai fullback kanan di klub.

Bersama John Stones dan Harry Maguire, Walker menjadikan lini pertahanan Inggris sebagai senjata krusial dalam mengontrol permainan dan memulai penyeranga­n. Kemarin WIB,

Wartawan Jawa Pos Ainur Rohman beruntung bisa mendengar dan berbicara langsung dengan John Stones. Berikut petikan wawancaran­ya.

Untuk kali pertama dalam sejarah, Inggris akhirnya menang dalam adu penalti di Piala Dunia. Bagaimana kesanmu setelah mengalahka­n Kolombia?

Pertama, game itu sangat aneh. Mereka mungkin adalah tim terkotor yang pernah saya hadapi. Ketika kami mendapatka­n penalti pada babak kedua, mereka mengerubut­i dan mendorong wasit. Ada juga tandukan (Wilmar Barrios kepada Jordan Henderson) yang kamu lihat itu, lalu ada pemain yang merusak titik penalti, dan ada juga seorang staf pelatih mereka yang mendorong Raheem (Sterling) di lorong pemain. Ada banyak hal di luar lapangan yang mungkin belum banyak kamu dengar. Namun, kami menunjukka­n karakter yang kuat, tetap dingin, dan tidak terbawa arus yang mereka ciptakan. Kami melawan tim yang hanya ingin berkelahi dan merusak momentum. Namun, kami bisa melalui semua itu. Kami lolos dan kami sangat bangga atas capaian tersebut.

Saat eksekusi Eric Dier memastikan kemenangan Inggris, ada sebuah foto yang memperliha­tkan kamu berteriak kegirangan tepat di muka Wilmar Barrios. Benarkah demikian?

(Tersenyum). Ah, itu tidak benar. Waktu itu, saya hanya berteriak ke arah bench. Namun, jujur ketika itu saya sangat lega dan gembira. Sebagai tim, mungkin kami tidak berpengala­man. Namun, ternyata kami bisa mengatasi tekanan. Mengalahka­n Kolombia, tim yang memperlaku­kan kami dengan sangat keras dalam permainan sepak bola, adalah hal terbaik yang bisa kami lakukan. Pada akhirnya, kami masih di sini dan mereka terbang pulang ke rumah.

Di perempat final, Inggris akan melawan Swedia. Penasihat tim Swedia Tom Prahl mengatakan bahwa 7 JULI pertahanan kalian lambat dan mudah ditembus. Bagaimana kamu memandang Swedia. Mereka bukan favorit di sini dan bagi Inggris, pertanding­an ini seharusnya lebih mudah.

Pertama, kami tidak akan terpancing dengan perang urat saraf mereka. Kami akan fokus pada diri kami sendiri. Lalu, bodoh sekali kalau mengatakan pertanding­an di perempat final Piala Dunia adalah game yang mudah. Mereka tim berkualita­s dan sudah melalui banyak hal untuk sampai di sini. Mereka bermain dengan struktur yang kukuh dan rapi di belakang. Jadi, kami akan respek kepada mereka, seperti yang kami lakukan kepada tim lainnya. Dalam beberapa hari ini, kami terus melakukan riset dan mempelajar­i permainan Swedia. Kami akan berusaha mengambil peluang dan melaju ke semifinal.

Bagaimana pandanganm­u soal Gareth Southgate. Apa kelebihan dia?

Pertama dan paling utama, dia adalah orang yang tulus. Saya yakin kamu juga akan mengatakan hal yang sama tentang dia. Dia adalah jenis orang yang cerdas dan paham benar apa itu sepak bola. Dia tahu apa yang dia bicarakan dan mendorong kami untuk rileks dalam menghadapi tekanan. Dia membawa banyak ide ketika kali pertama datang dua tahun lalu. Dan kami mulai melihat hasilnya. Semangat tim ini meningkat. Kami juga lebih lapar. Kami terus berlatih dan berusaha menjadi kuat dari hari ke hari. Memang itu butuh waktu. Namun, bagi saya, dia adalah manajer yang baik dan sosok manusia yang juga baik.

Banyak orang, termasuk Jose Mourinho, menuduh Inggris sebagai tim yang banyak akting untuk mendapatka­n keuntungan. Bagaimana tanggapanm­u soal itu?

Yang benar itu kami lebih cerdas dalam mencari dan memanfaatk­an peluang. Sepak bola berubah dari waktu ke waktu. Yang jelas berbeda dibandingk­an empat tahun lalu. Anakanak tahu itu dan mereka memang berusaha mencari smart foul. Dan menurut saya, itu adalah cara bermain yang cerdas. Saya sering berhadapan melawan pemain pintar yang memanfaatk­an posisi badan dan bola untuk mendapatka­n keuntungan pelanggara­n dari saya. Saya bisa mengatakan bahwa kami ini pintar, memiliki otak sepak bola yang encer, tanpa bisa dituding berbuat curang atau diving. Smart foul dan curang itu adalah hal yang berbeda.

Fans Inggris sekarang sangat menggila. Mereka optimistis dengan lagu Football’s Coming Home yang heboh lagi itu. Kamu sempat mendengark­annya?

Tentu saja. Anak-anak menunjukka­nnya kepada saya. Di rumah, keluarga dan teman-teman saya sangat optimistis kami bisa menciptaka­n sejarah. Saya akan bangga sekali kalau bisa juara dunia dan kami akan mencoba melakukann­ya. Sudah lama sekali kami tidak menang dan kami ingin membuat rakyat Inggris bangga. Mimpi itu ada di sini dan kami akan berusaha mencapainy­a. Mengapa tidak? Dalam usia 71 Tahun Jenazah akan dikremasi di Krematoriu­m

“SENTONG – LAWANG “pada hari Selasa, tanggal 10 Juli 2018. Berangkat dari Gedung Persemayam­an Jenazah Yayasan Gotong Royong Ruang A & B, Jl. Taman Tenaga No. 2, Malang jam 09.00 WIB. Kami yang mencintai :

Istri : Go Siok Ing (†)

Menantu :

-

- Lily Seniwati Tjandra - Sandra Adiwijaya

Cucu :

- Lionell Vince Gonanto - Valerie Faye Gonanto Anak :

- Marlyn Gonanto Hadi Gonanto - Rudy Gonanto

- Christophe­r Faith Gonanto - Christian Hope Gonanto Telah pulang ke Rumah Bapa di Surga pada hari Kamis, tanggal 5 Juli 2018 jam 00.15 WIB. Papa, Papa Mertua, dan Engkong kami yang tercinta :

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia