Jawa Pos

Jumlah Pasien Hepatitis B Terbanyak

Penularan lewat Cairan Tubuh dan Darah

-

SURABAYA – Banyak kasus penderita hepatitis yang tidak dibarengi kesadaran untuk memeriksak­an diri. Sering tidak menunjukka­n gejala, para penderita baru mengetahui­nya setelah muncul komplikasi. Misalnya, sudah sirosis maupun kanker hati.

Di RSUD dr Soetomo, hingga Mei terdapat cukup banyak kasus hepatitis. Mulai 2015 hingga Mei 2018, hepatitis B menjadi yang terbanyak dengan 822 pasien. Adapun hepatitis A berjumlah 72 orang dan 453 kasus untuk hepatitis C.

’’Sirosis bisa disebabkan virus hepatitis B dan C. Tetapi, kalau di luar negeri banyak karena konsumsi alkohol,’’ ujar dr Ummi Maimunah SpPD-KGEH. Sirosis pun tidak bisa terjadi dalam satu sampai dua bulan. Melainkan akumulasi dari hepatitis akut yang berkembang menjadi kronis. Beberapa gejala sirosis yang bisa dilihat adalah sakit kuning. Munculnya warna kuning di bagian putih mata dan kulit. ’’Gejalanya kadang meriang sehingga mirip orang sakit flu,’’ ujar Ummi.

Fase akut biasanya terjadi pada enam bulan pertama. Jika tidak mendapat penanganan yang tepat, dalam 20 tahun akan menjadi sirosis hati. Lima tahun kemudian, penyakitny­a semakin memburuk hingga timbul kanker hati. ’’Kalau hepatitis B ini penularann­ya melalui cairan tubuh dan darah,’’ lanjutnya.

Cairan tubuh yang dimaksud berasal dari sperma dan vagina. Karena itu, orang yang mengalami kontak seksual dengan penderita serta berbagi jarum suntik bisa tertular. Begitu juga seorang ibu kepada anaknya saat proses persalinan.

Hepatitis B sendiri bisa terjadi secara akut maupun kronis. Pada kasus akut, pengobatan­nya tidak memerlukan antiviral. Tetapi lebih bersifat pengobatan gejala. ’’Prinsip pengobatan tidak perlu terburu-buru, tetapi jangan terlambat,’’ papar dokter yang berpraktik di RS Husada Utama tersebut.

Pada bayi, risiko hepatitis B untuk menjadi kronis meningkat hingga 95 persen dibanding orang dewasa. Adapun pada balita hanya sekitar 20–30 persen. Pada hepatitis C, risiko kronis lebih tinggi justru dialami orang dewasa.

Selain hepatitis B dan C, ada hepatitis A, D, dan E. Hepatitis D jarang ditemukan, tetapi paling berbahaya. Biasanya ditemukan pada mereka yang mengidap hepatitis B. Sebab, untuk bisa berkembang biak, virus hepatitis D membutuhka­n virus hepatitis B. Sementara itu, hepatitis A dan E mudah ditularkan melalui fecal oral. Penularan bisa terjadi karena adanya pencemaran tinja pada air minum, makanan yang tidak dimasak, makanan tercemar, sanitasi buruk, dan personal hygiene yang rendah.

’’Untuk pencegahan­nya, menghindar­i faktor risiko menjadi cara yang paling ampuh,’’ jelas Ummi. Misalnya, hepatitis A, menjalanka­n pola perilaku hidup bersih atau bisa juga melakukan vaksin hepatitis. Saat ini yang tersedia baru A dan B. Namun, jika sudah mendapatka­n vaksin hepatitis B, biasanya terlindung­i dari D. ’’Vaksin hepatitis B ini paling bagus jika diberikan saat masih bayi,’’ ucapnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia