Jawa Pos

Dingin saat Musim Kemarau

-

SURABAYA – Musim kemarau tidak melulu berkaitan dengan udara panas. Suhu udara dingin bisa juga terjadi. Misalnya, yang dirasakan warga Surabaya akhir-akhir ini.

Prakirawan cuaca Badan Meteorolog­i, Klimatolog­i, dan Geofisika (BMKG) Tanjung Perak Ady Hermanto menyatakan bahwa fenomena suhu udara dingin merupakan fenomena umum. Hal itu biasa terjadi saat musim kemarau. Terutama di wilayah Jawa.

Menurut dia, kondisi tersebut terjadi karena wilayah Jawa dilewati angin tenggara yang sifatnya kering dan dingin. Angin tenggara berasal dari Benua Australia. ’’Saat ini Benua Australia sedang musim dingin,’’ katanya kemarin (6/7).

Ady menyebut suhu udara terendah yang pernah terjadi selama musim kemarau adalah 22 derajat Celsius. Hal itu terjadi pada Kamis (5/7). Kemarin suhu udara yang tercatat berada di angka yang sama. Yakni, rata-rata 22–23 derajat Celsius.

Suhu udara tersebut dipengaruh­i angin pasat timur dan tenggara dari Australia. Juga, jumlah awan rendah yang sedikit. Kondisi tersebut membuat awan yang menahan panas bumi berkurang. ’’Ini membuat bumi lebih cepat dingin,’’ tuturnya.

Menurut Ady, awan bisa diibaratka­n sebagai tutup panci. Saat panci yang berisi air panas diberi tutup, udara panas di dalam panci akan tertahan. Udara panas tersebut tidak bisa bebas keluar.

Demikian juga bumi. Saat siang bumi akan menyimpan panas dari matahari. Ketika malam bumi mengeluark­an kembali panasnya. Nah, jika ada awan, panas bumi akan tertahan. Demikian sebaliknya. ’’Ketika langit bersih dari awan rendah, bumi menjadi cepat dingin,’’ katanya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia