Saat Touring Tiap Malam Suntik Insulin
Kegigihan Mbah Polenk dalam Bersepeda
Usianya memang tak lagi muda, 56 tahun. Namun, semangat pria yang akrab dipanggil Mbah Polenk ini luar biasa. Perjalanan dari Jakarta menuju Banyuwangi lewat jalur selatan menambah rekor bersepeda jarak jauhnya.
PADA akhir masa pensiunnya, Desember 2017, pria bernama lengkap Herdianto Witjaksono ini mulai menyusun kegiatan untuk mengisi waktu luang.
Touring ke luar kota adalah pilihan utama. Aktif bersepeda sejak 2009,
touring seolah jadi candu.
”Sudah lama sebenarnya saya ingin bersepeda sendiri dan
nggak pernah terwujud. Akhirnya saya mulai plot, tapi sempat tertunda setelah hitung biaya. Terbiasa long distance, kalau nggak jalan nggak enak,” ungkap Mbah Polenk.
Awalnya Kalimantan jadi tujuan utamanya. Namun, agenda itu batal karena banyak yang melarangnya melakukan perjalanan sendiri melewati hutan di Pulau Borneo. Kemudian, terpilihlah ide untuk melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Surabaya.
”Waktu itu momennya kan menjelang mudik. Saya penasaran kenapa orang lebih banyak lewat jalur utara daripada selatan. Kata teman-teman, jarak tempuh lebih jauh. Saya tertarik coba dan sekalian saja langsung ke Banyuwangi,” ceritanya.
Setelah menghitung modal yang diperlukannya selama sembilan hari, Mbah Polenk lantas terbang ke Jakarta. Di sana dia menumpang di salah satu rumah saudaranya dan merakit sepeda salsa bermerek Fargo kesayangannya. Tak lupa dia juga mem-posting status di
Facebook tentang rencana
touring-nya. Banyak klub di Jawa Barat (Jabar) yang antusias menunggu kedatangannya.
”Orang bilang saya gila, tapi tidak apa-apa. Saya lebih enjoy begini. Banyak yang khawatir karena saya punya diabetes. Jadi, tiap malam saya suntik insulin,” ujar dia.
Uniknya, pada touring ini, Mbah Polenk sudah menyiapkan sembilan kaus bertema kartunkartun kesukaannya. Antara lain Popeye, Tom & Jerry, Spongebob, dan The Adventure of Tintin.
Pada hari keenam, Mbah Polenk akhirnya masuk Jawa Timur. Tiba di Kota Pahlawan, Mbah Polenk memilih pulang ke rumah. Sambutan istrinya sangat ”berkesan” saat itu. ”Saya sampai rumah disambut istri. Katanya, ’Gendeng koen. Wis, ora usah diterusno’ (Gila kamu. Sudah, tak usah diteruskan, Red),” ujarnya lalu tertawa.
Mbah Polenk sempat beristirahat sehari untuk bongkar muatan. Selama enam hari perjalanan, dia mendapat banyak oleh-oleh dari teman komunitas sepeda. Dia paling banyak mendapatkan kopi. Sebab, pria satu cucu itu gemar meminum kopi.
Hari terakhir, sampai juga Mbah Polenk di Banyuwangi. Dia sempat mampir di Pantai Pasir Putih ketika melewati Situbondo. Setelah mandi dan makan, dia naik ke bus yang sudah dipesan untuk mengangkut sepeda beserta barang bawaannya.
Lalu bagaimana kesan tentang perjalanan yang ditempuhnya dari Jakarta menuju Banyuwangi? ”Rutenya tidak begitu menyenangkan bagi pesepeda. Ramai dengan bus dan truk yang nggak mau ngalah. Jalanan juga sempit. Memang view-nya bagus. Saya rasa memang benar kalau lewat utara karena jalanan lebih flat. Sedangkan di selatan jalanan naik turun,” tuturnya.