Jawa Pos

Tak seperti Rusia yang Kubayangka­n

-

8 JULI Pelancong Nekat asal Sumbawa

TERLALU banyak nonton film Hollywood memang membuat gambaran negatif tentang Rusia begitu kuat. Kelam, garang, penuh dengan spionase, dan saling bunuh seperti rutinitas. Ternyata Negeri Beruang Merah itu tidak seburuk yang kita sangka dan pikirkan. Jauh lebih baik malah.

Bukan hanya film aksi seperti James Bond dan lain sebagainya yang membuat Rusia tampak seperti negara barbar. Bahkan, tokoh kartun produksi Disney pun tidak beda jauh. Coba ingat, dalam cerita Donald Bebek, ada seorang tokoh yang digambarka­n jahat, berbadan besar, dan berwujud beruang, namanya Boris.

Rasanya kok sulit untuk tidak mengaitkan antara Boris dan Rusia. Itu nama yang lazim di negeri tersebut. Bahkan, pernah punya pemimpin dengan nama itu. Tanpa sadar, bahkan sebelum kita melek akan film-film aksi Hollywood, saat masih belia kita dijejali oleh betapa jahat dan kriminalny­a si Boris.

Bukan hanya itu. Sebelum ke Rusia, saya menyangka para prianya tidak ramah dan berwajah tegang. Apalagi, fans sepak bolanya. Maklum, dua tahun lalu fans garis keras Rusia dengan membabi buta menghajar suporter Inggris ketika bersua di Marseille dalam Euro 2016.

Sekali waktu cobalah untuk menengok ke YouTube tentang fans garis keras Rusia. Yang banyak ditayangka­n bukan latihan yelyel dukungan, melainkan latihan baku hantam. Badannya tegaptegap layaknya Klitschko bersaudara dan kemampuan bertarungn­ya seperti petarung UFC.

Perjalanku ke Rusia bermodal nekat dan ambisi tak tertahanka­n untuk menjelajah­i negara pecahan Uni Sovyet itu. Juga, tentunya, Piala Dunia. Setelah penantian selama setahun, bisa berada di Rusia sungguh bagaikan mimpi menjadi nyata. Setahun lalu mimpi itu dibangun dengan membeli tiket pertanding­an paling murah, USD 115.

Ya, itu tiket kategori ketiga. Lalu, delapan bulan sebelum Piala Dunia berlangsun­g, aku membeli tiket promo pesawat terbang pergi-pulang Rp 7,3 juta. Syukurlah, tidak perlu visa. Sebab, mendapatka­n visa untuk negara seperti (Belgia) Rusia bukan perkara gampang. Untungnya, ada fans ID.

Selain sulit mendapatka­n visa, bagi saya yang tinggal di Sumbawa, NTB, berangkat ke Jakarta untuk mengurus visa tentu perlu tambahan biaya. Belum lagi risiko visa ditolak. Padahal, tiket pesawat telanjur dibayar. Jadi, sungguh mantap terobosan fans ID dari negeri Vladimir Putin ini.

Para pemegang fans ID berhak untuk masuk ke Rusia sepuluh hari sebelum Piala Dunia dan angkat kaki maksimal sepuluh hari setelah final event akbar empat tahunan tersebut. Juga ada tambahan dua kali tiket gratis untuk perjalanan antarkota yang menjadi penyelengg­ara Piala Dunia.

Tidak mudah pula bagiku untuk mendapatka­n tiket pertanding­an. Penuh drama. Bagaimana tidak, ini Piala Dunia. Bagi penggila bola, berangkat ke event ini layaknya pergi naik haji. Karena pembelian kudu online dan menggunaka­n kartu kredit, saya berterima kasih kepada seorang teman.

Punya kartu kredit, bisa membayar, belum menjadi jaminan dapat tiket. Masih ada fase random selection bahwa pembeli tiket ditampung dulu untuk kemudian diundi. Aku tak putus harap. Alhamdulil­ah, pertanding­an yang kuinginkan di babak 16 besar kudapatkan. Aku terpilih dalam fase random selection FIFA.

Dan, akhirnya tibalah aku di Moskow. Kota yang dalam benakku dulu dipenuhi dengan agen rahasia sejak baru turun dari bandara. Atau, jangan-jangan sopir taksinya juga agen rahasia yang menyamar. Satu jam pertamaku di Rusia memang sempat membuat paranoid.

Namun, setelah itu, segalanya berubah perlahan seiring dengan waktuku di sana. Kota Moskow berbenah dan ornamen Piala Dunia tampak di mana-mana. Zabivaka, maskot serigala, menyambut dengan ramah. Kendala bahasa memang sempat bikin frustrasi. Tetapi, teknologi sekarang sudah canggih. Ada Google Translate, Bung.

Karena Rusia menggunaka­n tulisan Sirilik, kita pusing tujuh keliling dan meminum obat sakit kepala pun tetap belum sembuh. Berbekal Google Map dan tentunya keramahan warga Moskow, segalanya bisa diatasi. Kondektur (Prancis) bus selalu dengan senang hati memberikan petunjuk saat sakit kepala melanda. Hehe.

Sebagai seseorang yang baru saja tiba di negara baru, tentu saja aku sangat penasaran. Ternyata kenalanku yang orang Rusia lebih penasaran lagi kepada aku dan negaranya. Ternyata begini ya rasanya jadi ’’bule’’ Indonesia di negeri yang dihuni para bule yang orisinal.

Di negeri yang harga air mineral sebotol terkadang lebih mahal daripada minuman beralkohol tak perlu kaget kalau bau minuman seperto Vodka tercium di manamana. Tapi, ya tidak ada yang mabuk-mabukan, terus sok teler, lalu gaya mau mukuli orang di jalan.

Karena dana yang kumiliki tak banyak untuk hidup ala suporter kelas menengah atau atas, hostel pun bisa menjadi pilihan terbaik. Sebab, mau numpang tidur di masjid mana, Bung? Harga hostel memang murah. Bedanya seperti langit dan dasar sumur. Harga hostel tempatku menginap hanya 250 rubel alias Rp 55 ribu. Irit kan?

Harga Rp 55 ribu kok berharap ada bathtub hehehe. Jangan berharap fasilitas lebih. Ini penginapan pekerja kasar di Rusia. Kasur bertingkat di kamar ukuran 4 x 8 meter diisi selapan orang, kamar mandi dan dapur umum bersama. Tak ada privasi. Bahkan, dengan fasilitas seadanya serta lokasi yang membingung­kan, hostel tersebut bisa dipesan di situs booking hotel ternama. Ajib!

Menginap di hostel kelas pekerja rendahan ini membuatku bisa lebih banyak berinterak­si dengan warga Rusia seutuhnya. Mereka biasanya datang dari luar kota Moskow untuk bekerja di sana.

Kebetulan, di hostel, aku sekamar dengan Ivan. Seorang mantan angkatan laut. Dia banyak bercerita soal kebanggaan akan negerinya. Jiwa patriotism­enya meletup-letup. ’’Kami orang-orang Rusia orang baik, tak pernah mengganggu tamu. Hanya propaganda Amerika tentang kami membuat negara kami dicap buruk,’’ katanya.

Ivan paham betul mengapa orang di luar Rusia punya pandangan begitu buruk tentang negerinya. Sepertinya kita memang keliru menonton film atau kurang membaca buku yang tepat. Atau, piknik kita kurang jauh. Ayo, traveling. (*)

DEAWENK ARIEYANTO

 ??  ?? Versi William Hill Versi bet365 Paddy Power Final versi William Hill
Belgia vs Inggris Prancis vs Inggris Kroasia vs Belgia Prancis vs Kroasia Rusia vs Prancis
Top scorer versi William Hill
Harry Kane (Inggris) Romelu Lukaku (Belgia) Antoine...
Versi William Hill Versi bet365 Paddy Power Final versi William Hill Belgia vs Inggris Prancis vs Inggris Kroasia vs Belgia Prancis vs Kroasia Rusia vs Prancis Top scorer versi William Hill Harry Kane (Inggris) Romelu Lukaku (Belgia) Antoine...
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia