Sembilan Kursi SMPN 62 Kosong
Dispendik Tak Lakukan Pemenuhan Pagu
SURABAYA – Masih ada sembilan bangku kosong di SMPN 62. Namun, Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya belum melakukan pemenuhan pagu kemarin (7/7). Pendaftar tetap 143 orang dari total pagu 152 kursi yang disediakan.
Padahal, jika sesuai jadwal, pemenuhan pagu dibuka sehari setelah daftar ulang pada Jumat (6/7). Waktunya juga satu hari saja. Namun, di laman ppdbsurabaya. net tidak ditemukan pengumuman pemenuhan pagu. Hanya ada tulisan: Hasil Pemenuhan Pagu SMPN 62 Tidak Ditemukan Data.
Hal itu membuat wali murid yang ingin mengisi kekosongan pagu tersebut untuk anaknya bingung. Mereka mendatangi gedung SMPN 62 dan SMPN 39 selaku sekolah yang ditunjuk untuk membantu sementara pengoperasian sekolah baru itu.
Frans, warga Medokan Ayu yang datang ke sekolah tersebut, menyatakan bahwa tidak ada guru maupun tenaga administrasi di gedung yang juga menjadi kantor layanan kelurahan Gunung Anyar itu. Dia lalu mendatangi SMPN 39 untuk memperoleh informasi tentang pemenuhan pagu SMPN 62
”Saya bingung. Di website tidak ada. Di SMPN 62 tidak ada. Di SMPN 39 juga tidak tahu kejelasannya,” katanya.
Hingga saat ini, Frans belum mendapatkan sekolah untuk anaknya. Dia masih berharap anaknya masuk sekolah negeri. Sebelumnya, dia sudah mendaftarkan anaknya lewat jalur reguler. Namun, nilai anaknya 216,1 tergeser dari sekolah yang dipilih. ”Saya lihat di SMPN 62 ini masih ada bangku kosong. Saya berharap bisa ikut pemenuhan pagu,” ujarnya.
Namun, Frans mengaku bingung dengan prosedur yang dibuat dispendik. Tidak ada kejelasan yang pasti tentang cara mengisi pemenuhan pagu tersebut. Bahkan, tidak jelas pula bangku kosong itu akan diisi atau tidak. ”Saya harus bertanya kepada siapa. Sementara, tanya di SMPN 39, juga masih menunggu dari dispendik,” ucapnya.
Kepala SMPN 39 Edi Prasetijo mengungkapkan, masalah pemenuhan pagu SMPN 62 masih menunggu dispendik. ”Kami belum tahu apakah memang akan dipenuhi pagunya atau dibiarkan 143 pendaftar yang ada,” jelasnya.
Tidak hanya satu-dua orang yang datang ke SMPN 39 untuk menanyakan tentang pemenuhan pagu. Jawaban yang mereka terima sama. ”Kami hanya menerima hasilnya saja dari dispendik dan mempersiapkan konsep untuk mengoperasikan SMPN 62,” kata Edi.
Edi menuturkan, dispendik meminta bantuan kepada SMPN 39 untuk mengelola SMPN 62 sementara. Pihaknya sudah mendata guru dan tenaga kependidikan untuk pengaturan jadwal mengajar di sekolah yang baru dibuka tahun ini tersebut. ”Kalau secara sumber daya manusia, kami siap saja. Seandainya dispendik sudah bisa mendistribusikan guru di sekolah itu, maka semakin baik bagi kami,” ujarnya. Wakil Humas SMPN 39 Mohammad Rizal menjelaskan, selain tenaga guru, bantuan berupa kepala sekolah dan petugas tata usaha. Nantinya, untuk guru, jadwal mengajarnya dipecah. ”Ya, kami nanti bolak-balik mengajar di SMPN 39 dan SMPN 62 demi pelayanan,” ungkapnya.
Begitu juga layanan orientasi siswa (LOS) yang akan digelar untuk peserta didik baru. Rizal mengatakan, LOS dilakukan di gedung SMPN 62. Pelaksanaanya dibantu anggota OSIS dari SMPN 39.”Jadi,gedungbaruitusudahbisa digunakan untuk LOS,” katanya.
Gedung baru SMPN 62 tiga lantai tersebut belum dilengkapi fasilitas sekolah. Antara lain, bangku, kursi, lemari, dan lainlain. Rencananya, dispendik melengkapinya pekan ini. ”Kami sudah membuat perincian kebutuhan untuk fasilitas infrastruktur di SMPN 62,” ujarnya.
Salah satunya, 160 unit kursi dan meja dengan estimasi 40 siswa per kelas. Selain itu, ada lemari, buku-buku, internet, komputer dan lain-lain. ”Semua perincian kebutuhan kelas dan kantor SMPN 62 sudah diajukan,” ucapnya.
Saat ini gedung SMPN 62 lantai 1 masih digunakan untuk pelayanan kantor kelurahan. Pemanfaatan gedung lantai 1 tersebut akan berakhir tiga bulan lagi. ”Infonya, gedung baru kantor Kelurahan Gununganyar akan selesai tiga bulan. Jadi, tidak selamanya menggunakan gedung SMPN 62,” ungkap Rizal.