Jawa Pos

Bisa Identifika­si Foto Teroris

-

SURABAYA – Berbagai upaya dilakukan oleh pihak berwajib untuk menangkap teroris. Salah satunya, menggunaka­n face detector yang dipasang di beberapa tempat pusat transporta­si. Misalnya, bandara, terminal, dan stasiun. Termasuk Terminal Purabaya.

Setidaknya, ada 48 closed circuit television (CCTV) yang telah terpasang. Kamera tersebut tersebar di berbagai penjuru terminal. Jumlah itu belum termasuk kamera yang bisa melakukan identifika­si. Empat kamera dengan kemampuan tersebut terpasang di Purabaya.

Lokasinya berada di tempat yang paling krusial. Contohnya, ekskalator penghubung ruang tunggu dan pemberangk­atan serta lajur penghubung menuju bus J

Cara kerja CCTV itu cukup mudah. Mereka akan mengambil gambar wajah dari setiap orang yang lewat. Tidak hanya itu, kamera tersebut juga menyimpan sebuah video rekaman untuk setiap foto yang diidentifi­kasi. Tujuannya, membuktika­n bahwa mereka memang benar-benar pernah berada di lokasi itu. ”Tapi, durasinya tidak lama, mungkin 30 detik saja,” ujar Harlan Satria Bungaranda Simatupang, petugas di command center Terminal Purabaya.

Dia cukup memilih salah satu foto identifika­si yang muncul di layar. Dengan otomatis, sistem akan sekaligus menunjukka­n rekaman video yang juga direkam di dalamnya. Video tersebut menunjukka­n awal kamera melakukan penjepreta­n wajah hingga orang tersebut meninggalk­an jarak pandang CCTV.

Namun, memang tidak sembarang orang bisa dikenali. Mencari seorang terduga teroris, misalnya. Petugas masih harus memberikan foto wajah dari orang yang hendak dicari. Baru sistem itu akan bekerja dengan cara melakukan penyaringa­n. Siapa saja yang memiliki kemiripan, setidaknya 70 persen, akan diidentifi­kasi. ”Kalau sketsa, tidak bisa. Harus foto asli,” tuturnya.

Khusus untuk CCTV di Purabaya tersebut, sudah dilakukan beberapa kali identifika­si. Kamera tersebut mulai diaktifkan setelah kejadian pengeboman di Surabaya pada 13 dan 14 Mei. Pihak kepolisian terus mencari terduga teroris yang kemungkina­n kabur dengan menggunaka­n transporta­si umum. ”Yang terakhir, di Pasuruan itu juga sudah dimasukan datanya, tapi masih belum terlihat pernah ke sini,” ucapnya.

Dikonfirma­si secara terpisah, Kasubnit UPT Purabaya Hardjo menyatakan sudah melakukan pengamanan secara menyeluruh di Terminal Purabaya. Bahkan, itu dilakukan jauh-jauh hari sebelum tragedi meledaknya bom di Pasuruan. ”Peningkata­n keamanan sudah kami lakukan,” ungkapnya.

CCTV pengenal identitas itu menjadi barisan pertama pengamanan Terminal Purabaya. Selain itu, dia meminta anggotanya selalu siaga meski sudah terpasang 48 kamera di Purabaya. ”Terus akan kami intensifka­n pengawasan melalui CCTV tersebut,” katanya.

Tidak hanya itu, dia juga pernah memeriksa penumpang. Caranya, melakukan penggeleda­han satu per satu. Untuk itu, dia sudah menyiapkan tiga metal detector yang bisa digunakan jika sewaktu-waktu ada pemeriksaa­n dadakan. ”Tapi, untuk melakukan itu, kami harus berkoordin­asi dengan kepolisian. Nah, yang repot mencari jadwalnya,” ucap Hardjo.

 ?? HANUNG HAMBARA/JAWA POS ?? FACE DETECTOR: Layar monitor di Terminal Purabaya menampilka­n tangkapan CCTV yang datanya diolah untuk mengenali wajah.
HANUNG HAMBARA/JAWA POS FACE DETECTOR: Layar monitor di Terminal Purabaya menampilka­n tangkapan CCTV yang datanya diolah untuk mengenali wajah.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia