Posko Orang Hilang Bertambah
SURABAYA – Beberapa kasus orang hilang belakangan di Surabaya membuat pemkot berinisiatif meningkatkan kanal laporan. Badan penanggulangan bencana dan perlindungan masyarakat (BPB linmas) menambah satu lagi posko pengamanan untuk mempercepat tindak lanjut jika ada laporan dari warga.
Jumlah pelaporan anak maupun orang hilang pasca-Lebaran memang meningkat. Seluruh laporan yang masuk Command Center 112 itu juga telah disebarkan melalui kanal media sosial milik pemkot. Meski begitu, memang tidak ada penanganan khusus untuk anak hilang seperti pembentukan satgas. Sebaliknya, BPB linmas meningkatkan jangkauan penanganan dengan menambah posko agar laporan orang hilang bisa segera ditindaklanjuti.
Kepala BPB Linmas Surabaya Eddy Christijanto mengatakan, pemkot saat ini cukup memaksimalkan penanganan melalui CC 112 dan media sosial. Menurut dia, kanal tersebut membuat pencarian jauh lebih efektif karena melibatkan masyarakat untuk membagikan informasi. ”Prosedurnya tetap sama. Intinya, kami tetap mengoptimalkan 112 itu untuk mengumpulkan laporan dan informasi sebanyakbanyaknya,” jelas Eddy kemarin (7/7).
Di samping itu, posko wilayah ditingkatkan. Semula BPB linmas menyiagakan masing-masing satu posko di lima wilayah. Yaitu, utara, selatan, timur, dan barat. Namun, dari hasil evaluasi, BPB linmas memutuskan untuk menambah satu posko di wilayah selatan. Salah satu faktor penyebabnya adalah response time yang sempat tercatat cukup lambat di wilayah tersebut.
Waktu respons itu tak lepas juga dari luas wilayah. Eddy menjelaskan, sebelumnya posko selatan disiagakan di sekitar wilayah Menanggal. Namun, petugas masih mengalami kesulitan jika harus mencapai lokasi yang masih satu wilayah tetapi jaraknya jauh, misalnya Dukuh Pakis.
”Karena itu, kami tambah jadi dua posko. Satunya berada di Dukuh Pakis itu. Kalau ada apaapa, petugas terdekat bisa langsung bergerak,” lanjutnya.
Dia juga mengingatkan warga, khususnya para orang tua, agar tidak lengah dalam mengawasi anak. Apalagi ketika di tempat ramai, anak lebih rawan hilang karena tersesat atau ikut orang tidak dikenal. Namun, lanjut Eddy, penanganan saat ini jauh lebih cepat. Hanya kasus-kasus tertentu yang memakan waktu sampai berhari-hari.