Terus Rayu Warga Kampung Rel
Agar Mau Direlokasi ke Rusunawa
SURABAYA – Kampung pinggir rel terus menjadi beban pikiran bagi Pemerintah Kota Surabaya. Sebab, warga-warga yang beraktivitas di dekat jalur kereta api jelas berpotensi menjadi korban kecelakaan jika tak berhati-hati. Tawaran untuk pindah pun terus dibicarakan pemkot melalui kecamatan.
Salah satu yang terus berusaha untuk membenahi kampung padat penduduk di wilayah rel kereta adalah Camat Bubutan Eko Kurniawan Purnomo. Dia menerangkan, beberapa titik di wilayahnya memang mempunyai perkampungan dekat dengan jalur lokomotif dan gerbong. Ada tiga lokasi yang selama ini menjadi pusat perhatiannya.
Pertama, Kampung Dupak Magersari di belakang Pasar Turi. Kedua, Kampung Gundih yang berada di sepanjang jalur rel dari PGS menuju Stasiun Pasar Turi. Ketiga, Kampung Sulung yang berada sepanjang jalur tinggi viaduk Tugu Pahlawan.
”Ketiganya memang sudah kami masukkan rencana ke depan. Yang pertama dan prioritas adalah Dupak Magersari karena sangat padat dan aktivitas warga sangat dekat dengan rel,” ungkapnya.
Memang, pemindahan itu bakal dilakukan secara bertahap. Sebab, satu RW saja sudah menampung ratusan keluarga. Misalnya, warga Dupak Magersari yang ditempati 493 keluarga. ”Kapasitas saat ini kan masih terbatas. Tapi, rencana pembangunan rusun baru terus dilakukan,” jelasnya.
Pada akhirnya, lanjut dia, warga di semua lokasi sudah pasti akan ditawari untuk pindah ke rusunawa milik pemerintah. Dia pun terus mengimbau warga agar mau memperhatikan keselamatan dan tumbuh kembang anak agar memutuskan untuk pindah. Meski, dalam beberapa kesempatan, sosialisasi mereka ditolak mentah-mentah.
”Warga punya perasaan bahwa rumah itu adalah warisan keluarga yang tak boleh ditinggal. Padahal, jelas sekali bahwa hidup di lokasi seperti itu bakal membawa risiko musibah,” ungkapnya.