Hiasi Kampung dengan 300 Payung
SIDOARJO – Loisa Anggreani duduk sambil tersenyum di ayunan. Dia tampak senang diayun Luvia Nurhafizah, teman sekaligus tetangganya. ’’Jangan enak-enakan. Ayo gantian kamu yang ngayun,’’ kata Luvia. Loisa pun turun dari tempat duduk. Dia lantas bersiap mengayun teman akrabnya itu.
Bukan hanya ayunan, melainkan terdapat beragam sarana permainan di sana. Ada dakon, lompat tali, dan papan seluncur sederhana. Yang suka foto-foto bisa selfie maupun wefie dengan latar belakang payung yang dipajang. Suasananya cukup nyaman. ’’Main di sini enak. Dekat dengan rumah, banyak temannya juga,’’ lanjut Loisa kemarin (7/7).
Lokasi tersebut berada di RT 3, RW 1, Desa Wedoro, Kecamatan Waru. Ketua RT 3 Karsiman menyatakan, sarana permainan dan aneka payung tersebut berada di lahan kosong. Semula, lahan itu kotor. Oleh warga setempat, lahan tersebut lantas dipaving, kemudian dipasangi payung biar teduh. ’’Kami patungan. Beli selusin dulu. Dipa- sang kok bagus. Akhirnya ditambahi,’’ tuturnya. ’’Sudah terpasang 300 payung. Kami inginnya 500 payung,’’ tambahnya. Karena banyaknya payung tersebut, area itu kini dikenal dengan nama kampung payung.
Malikur Rosyid, anggota karang taruna setempat sekaligus ketua ranting Ansor Desa Wedoro, menambahkan bahwa warga juga menanam toga dan aneka sayuran. Dengan begitu, tanaman tersebut ketika panen bisa dinikmati warga sendiri. ’’Dindingnya juga dicat. Biar tambah apik diberi gambar binatang,’’ paparnya.
Karsiman mengatakan, pihaknya berupaya memanfaatkan barang bekas. Dia lantas mencontohkan penggunaan ban bekas yang dicat. Bisa dimanfaatkan sebagai tempat duduk maupun lompat-lompatan. ’’Ini murni swadaya warga. Baik tenaga maupun modal. Karena kita, lingkungan ini kini jadi bersih dan menarik,’’ paparnya.
Kinerja perusahaan turun karena karyawan trauma dengan personal.