Jawa Pos

Nilai Tinggi Kalah oleh Nilai Rendah?

-

BANYAK wali murid yang masih bingung. Belum paham benar bahwa pelaksanaa­n PPDB diatur dengan sistem zonasi. Jarak tempat tinggal dan sekolah pilihan menentukan peluang diterima atau tidak. Kondisi itu terlihat dari maraknya protes calon wali murid ke sekolah-sekolah. Mereka mengeluh anak tidak lulus di sekolah pilihan pertama. Padahal, nilainya lebih tinggi daripada siswa lain yang dinyatakan diterima. Pihak SMPN 1 Gresik membenarka­n ada wali murid yang protes. ”Memang tadi banyak yang mengadukan masalah ini,” kata Kepala SMPN 1 Gresik Djamali. Setelah masalahnya dijelaskan, orang tua akhirnya paham. Dia menilai persoalan itu sudah selesai. Mengapa protes masih terjadi? Ternyata siswa yang terlempar tersebut berasal dari luar zona. Nah, calon siswa yang mendaftar dari luar zona terkena aturan batas kuota 10 persen dari total pagu. Akibatnya, kesempatan lulus di sekolah pilihan pertama sangat terbatas.

SMPN 1 Gresik, misalnya. Dari total 320 pagu, kuota siswa luar zona hanya 32 kursi. Seleksinya melibatkan siswa pendaftar yang sama-sama berasal dari luar zona. Nah, setelah kuota 32 kursi terpenuhi, otomatis yang lain terlempar. Sistem komputer akan menyeleksi mereka ke sekolah pilihan kedua atau ketiga.

Itulah sebabnya, siswa dari luar zona dengan nilai lebih tinggi bisa kalah oleh siswa dalam zona meskipun nilainya lebih rendah. ’’Jadi, ini sudah by system. Berdasar juknis,” kata Ketua PPDB SMPN 1 Gresik Sulasih.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia