Jawa Pos

Pilihan Pasar Melebar ke Lifestyle

Skutik Masih Rajai Penjualan Roda Dua

-

Pasar skuter matik (skutik) terus berkembang. Selain faktor efisiensi dan kepraktisa­n, produsen menawarkan beragam alternatif model. Selera konsumen pun kian melebar.

SEGMEN skuter matik cukup lama mendominas­i pasar otomotif roda dua tanah air. Tepatnya sejak 2010. Sampai saat ini, produsen menilai konsumen masih memiliki minat yang tinggi terhadap skutik. Apalagi dengan banyaknya variasi model. Bukan hanya model skuter basic seperti tiga-lima tahun lalu.

Model skutik, khususnya di segmen mesin 110–125 cc, kini diramaikan dengan model adventure hingga retro. Hal itu berhasil menggoda konsumen baru yang sebelumnya masih lekat dengan pilihan motor

cub atau sport.

Sebut saja salah satu pionir skutik ’’anti-mainstream’’, Yamaha X-Ride. Yamaha berupaya mengakomod­asi konsumen yang suka tampilan

adventure, tetapi dengan kepraktisa­n sebuah skutik. Hasilnya, motor matik tersebut konsisten mencatatka­n rata-rata penjualan 6 ribu unit setiap bulan selama 2017.

’’Market sudah berubah dan lebih ke arah lifestyle atau hobi. Makanya, X-Ride kami ciptakan ke arah adventure yang juga mendukung untuk

lifestyle,’’ ujar General Manager Marketing Yamaha Indonesia Motor Manufactur­ing (YIMM) Yordan Satriadi.

Terbaru, Yamaha menyegarka­n tampilan X-Ride dengan merilis All New Yamaha X-Ride pada akhir Juni lalu. Tampilan eksterior dibuat makin sporty. Fitur ditambah dengan

answer back system. Yaitu, fitur yang menjadi standar kebutuhan baru bagi pemilik kendaraan roda dua untuk menemukan posisi motor di area parkir. Untuk mesin, Yamaha masih mempertaha­nkan mesin 125 cc dari sebelumnya 110 cc pada generasi pertama.

Penyegaran oleh Yamaha itu bertujuan mengimbang­i laju kompetitor sekaligus market leader otomotif roda dua tanah air, yakni Astra Honda Motor. AHM bermain di segmen yang sama dengan produk Beat Street. Sejak kali pertama diluncurka­n, Beat Street ditargetka­n meraih porsi penjualan 12 ribu–13 ribu unit per bulan.

Penjualan tersebut memberikan kontribusi terhadap total penjualan Beat series pada semester pertama 2018 yang mencapai 926.774 unit. ’’Preference masyarakat dan konsumen pada Beat Street saat ini 12–15 persen dari total Beat series,’’ jelas Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor (AHM) Thomas Wijaya.

Selain skutik dengan model adventure, model retro makin diminati tipikal konsumen tertentu. Khususnya anak muda. Data Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (Aisi) mencatat bahwa penjualan motor skutik bergaya retro seperti Honda Scoopy atau Yamaha Fino cukup konsisten.

Honda Scoopy eSP sepanjang semester I 2018 terjual 387.464 unit dengan rata-rata penjualan 65 ribu unit per bulan. Sementara itu, Yamaha New Fino Premium FI laku 46.182 unit dengan rata-rata 7.600 unit per bulan. Data dua model itu cukup mencermink­an bahwa produk skutik dengan berbagai style diminati banyak konsumen.

’’Tipikal konsumen skutik zaman sekarang itu ingin memiliki motor pertama yang harganya terjangkau dan berbeda. Kebanyakan di antara mereka, 80–90 persen, memang hanya mempunyai satu motor. Jadi, yang dicari adalah motor yang unik, tapi modern dan beda,’’ tutur Wakil Presiden Eksekutif YIMM Dyonisius Beti.

Overall, Aisi mencatat bahwa penjualan Januari hingga Juni 2018 mencapai 3.002.753 unit. Naik 11,1 persen dari periode yang sama tahun lalu, yaitu 2.700.546 unit. Penjualan dua pabrikan teratas, yakni Honda dan Yamaha, ditopang produk skutik. Pabrikan Jepang lainnya, Suzuki dan Kawasaki, masih mendulang kontribusi terbesar dari model sport.

 ?? AGFI SAGITTIAN/JAWA POS ?? AKOMODASI KONSUMEN: Yamaha X-Ride menghadirk­an tampilan adventure, namun dengan kepraktisa­n sebuah skutik.
AGFI SAGITTIAN/JAWA POS AKOMODASI KONSUMEN: Yamaha X-Ride menghadirk­an tampilan adventure, namun dengan kepraktisa­n sebuah skutik.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia