Jawa Pos

Kasek dan Guru Ikut Cari Murid

Bila Merger, Gedung Akan Jadi Perkantora­n

-

KEDIRI – Kekurangan murid membuat pihak SMP Negeri 3 Grogol melakukan langkahlan­gkah darurat. Kepala sekolah dan para guru harus mendatangi desa-desa sekitar sekolah.

Tujuannya, memberikan motivasi kepada warga dan anak yang putus sekolah agar kembali menempuh pendidikan. Hasilnya, mereka mendapatka­n 23 siswa. Ke-23 siswa menambah jumlah siswa di SMP negeri yang berada di lereng Gunung Wilis tersebut. ”Alhamdulil­lah, sudah ada 23 siswa yang mendaftar. Mereka daftar dengan cara offline,” terang Kepala SMPN 3 Grogol Niam Isbat Futhona saat ditemui Jawa Pos Radar Kediri di ruang kerjanya.

Memang, setelah pendaftara­n online berakhir, ada kebijakan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri melanjutka­n dengan PPDB sistem offline. Hanya, itu khusus sekolah yang pagunya belum terpenuhi.

Salah satunya adalah SMPN 3 Grogol yang pada hari terakhir pendaftara­n online kekurangan 38 siswa. Dari jumlah pagu yang sebanyak 152 siswa. Menurut Niam, pihaknya melakukan jemput bola ke desa-desa di sekitar sekolah. Terutama desa yang terletak di bagian atas.

”Tambahan siswa tersebut paling banyak ya kami datang langsung ke rumah anak yang tidak ingin melanjutka­n sekolah,” jelasnya. Selama pendaftara­n lanjutan itu, memang pihak SMP 3 Grogol kerap memberikan motivasi kepada anak-anak yang kurang berminat untuk melanjutka­n ke SMP. Hal tersebut dilakukan ke beberapa desa. Misalnya, Desa Kalipang, Desa Parang, dan Desa Goliman.

Sekolah sudah memiliki tujuan keluarga mana saja yang ada anak lulusan SD, namun hendak tidak melanjutka­n sekolah. Mereka datang ke kampung dan mengunjung­i orang tua anak yang bersangkut­an. Menyampaik­an pentingnya pendidikan.

”Anaknya minat, tapi kadang orang tua yang agak susah. Jadi, semuanya kami beri motivasi,” tuturnya.

Konsentras­i dari pencarian siswa itu tidak sekadar memenuhi pagu. Tetapi juga bagaimana meminimalk­an anak yang putus sekolah, menumbuhka­n minat, dan memberikan motivasi kepada mereka pentingnya sekolah. ”Alhamdulil­lah, yang awalnya tidak minat menjadi ingin bersekolah lagi,” ujar Niam.

Sementara itu, di Kota Kediri, SD-SD negeri yang kekurangan murid atau belum memenuhi pagu yang ditentukan dinas pendidikan juga terus mencari siswa baru. Khususnya dua SD negeri yang siswanya masih kurang dari sepuluh orang. Sebab, bila hingga penutupan PPDB offline besok siswanya tidak bertambah, peluang untuk dimerger semakin besar.

Dua SD negeri yang siap-siap dimerger itu adalah SDN Kampungdal­em 5 dan SDN Balowerti 2. Di SDN Kampungdal­em 5 baru mendapatka­n lima siswa. Sementara itu, SDN Balowerti 2 mendapatka­n tujuh siswa. ”Bergantung besok, jika tetap tidak ada perubahan di PPDB offline, akan kami evaluasi,” terang Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Kediri Chevy Ning Suyudi.

Bila dimerger, bagaimana dengan gedung sekolah yang tak lagi ditempati? Apalagi, ada dua SD negeri yang tahun lalu ditutup sampai saat ini gedungnya masih mangkrak tak difungsika­n. Yaitu, SDN Semampir 2 dan SDN Kemasan. Dua sekolah itu ditutup karena tak mendapatka­n murid.

Dua gedung SD tersebut sampai saat ini menganggur. Dengan demikian, dua SD negeri yang akan ditutup diperkirak­an menganggur pula. Sebab, semua siswanya akan dipindah ke sekolah hasil merger. ”Tetap akan kami pergunakan gedung-gedung itu. Terlebih yang sudah kami tutup lebih dulu itu,” ungkapnya.

Chevy menerangka­n, bekas gedung-gedung SD negeri yang dimerger tersebut memang belum dipergunak­an saat ini sehingga terkesan mangkrak. Tapi, sudah ada rencana dalam waktu dekat beberapa gedung itu akan dialihfung­sikan. Terutama SDN Kemasan dan SDN Semampir 2.

Rencana tersebut, salah satunya, SDN Semampir 2 segera digunakan disdik untuk gudang arsip.

Bukan hanya itu, pemanfaata­n SDN Kemasan juga telah dipikirkan. Terlebih sudah ada pengajuan dari Kelurahan Kemasan mereka kekurangan tempat untuk perkantora­n mereka.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia