Awalnya Membelikan Anak, Kini Jadi Kolektor
Didik Budi Susilo, PNS Penggemar Miniatur Mobil
Di benak Didik Budi Susilo, warga Desa Sidorejo, Kecamatan Kauman, semula tak pernah terpikir untuk memiliki ratusan miniatur mobil. Hal itu bermula saat dia justru ikut tertarik saat membelikan anaknya mobil-mobilan tersebut.
AGUS DWIYONO, Tulungagung
DIDIK Budi Susilo gemar mengoleksi miniatur mobil. Dia mulai tertarik pada 2011 atau saat memiliki anak pertama berusia sekitar setahun.
Budi melihat anaknya mulai aktif bermain. Dia kemudian membelikan anaknya beberapa miniatur mobil mainan.
Namun, setelah berkembang dan umurnya bertambah, anaknya lebih suka dengan mainan kereta api. Miniatur mobil tersebut semakin ditinggalkan anaknya.
Namun, kesukaan pada mobil mini itu justru mulai bergeser kepada Budi. Setiap bulan dia tertarik untuk memiliki beberapa model terbaru untuk dikoleksi.
Bahkan, ketika berbelanja di toko mainan, tujuan pria 38 tahun yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Perhubungan (Dishub) Trenggalek tersebut berbeda dengan anaknya. Anaknya menuju ke mainan kereta api, sedangkan Budi ke miniatur mobil. Dia melihat daftar mobil terbaru yang belum dimiliki.
Hanya, terkadang niat meminang mobil terbaru harus dinomorduakan. Sebab, Budi ingin membahagiakan anak kesayangan lebih dulu.
’’Tapi, kalau yang sulit dicari ada, saya dulukan beli mainan mobil itu. Mungkin pada hari berikutnya giliran anak saya,’’ ujar Budi saat ditemui di ruang kerjanya kemarin (12/7).
Budi mengaku mencari mobil sesuai dengan keinginan hati sampai menunggu hingga setahun ketika ada diskon. Sebab, selain barangnya terbatas, harga mobil mainan termasuk mahal.
’’Dulu saya membelinya ketika ada diskon, ketika beli dua gratis satu. Jika dijual lagi, masih punya bentuk dengan seri yang sama,’’ ungkapnya.
Sebenarnya, hobi tersebut lebih mengarah ke fotografi. Di Tulungagung, kini Budi mempunyai komunitas penggemar miniatur mobil yang beranggota aktif sekitar 25 orang.
’’Komunitas ini baru sekitar setahun lalu. Lebih fokus ke fotografi dan belum memiliki base camp. Tempat kumpul sementara di rumah saya,’’ jelasnya.
Budi sering menyabet gelar foto terbaik dalam lomba yang diadakan komunitas lain. Hampir setiap bulan dia meraih juara foto terbaik.
’’Hadiah termahal waktu yang mengadakan dari komunitas Bali. Kalau diuangkan sekitar Rp 1,5 juta. Namun, ini kan mobil satu paket dengan seri yang berbeda,’’ jelasnya.
Dia kini mendapat penghasilan baru. Selain gemar mengoleksi mobil yang sudah tidak diproduksi, Budi memperjualbelikan mobil yang sudah langka dan menjadi incaran penggemar mobil lain.