Harga Telur Tembus Rp 30 Ribu/Kg
Produksi Menurun, Pakan Mahal Terkerek Dolar
JAKARTA – Harga telur ayam masih terpantau cukup tinggi sampai kemarin. Bahkan, bila dibandingkan dengan harga saat Idul Fitri lalu yang Rp 24.000 hingga Rp 25.000 per kilogram, saat ini harga lebih tinggi sekitar Rp 4.000 per kilogram.
Di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, sejumlah pedagang telur memasang harga rata-rata Rp 27.000–28.000 per kilogram (kg). Di pasar tradisional lain, yakni Pasar Grogol dan Pasar Palmerah, Jakarta, harga telur juga dibanderol dengan harga kisaran Rp 27.000 per kg. Bahkan, seorang pedagang di Pasar Palmerah menjual telurnya dengan harga Rp 30.000 per kg.
Sementara itu, harga telur di sejumlah pasar tradisional di Surabaya Rp 26.500–Rp 27.000. Di Pasar Tambak Rejo, misalnya, harganya menyentuh Rp 27.000 per kg atau naik Rp 5.000 daripada harga seminggu sebelumnya. Di Pasar Wonokromo, harganya juga berada di kisaran Rp 27 ribu. Kondisi itu bertahan selama seminggu terakhir.
Berdasar pantauan melalui Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), harga telur ayam relatif tinggi hampir di semua daerah. Termasuk di Jabodebatek, Jawa Barat, Jawa Tengah, sampai luar Jawa, termasuk Indonesia Timur. Harga bervariasi mulai Rp 27.000 hingga Rp 29.000 per kg.
Harga tersebut pun masih cen- derung di atas harga eceran konsumen yang diharapkan pemerintah, yaitu Rp 22.000 per kg. ”Ini tadi (Kemarin, 12/7, Red) dibahas di Kementan. Menurut saya, dari hasil komunikasi dengan pelaku unggas karena suplai berkurang,” ujar Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti kemarin.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan bahwa kenaikan harga telur dipicu melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang mengakibatkan kenaikan pakan ayam impor.
Menurut catatan Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT), 60 persen bahan baku pakan ternak masih diimpor. Impor bahan baku pakan ternak berasal dari lima negara. Di antaranya, Australia, Brasil, dan AS. Selain itu, menurunnya produksi bahan baku ternak dalam negeri seperti jagung membuat harga pakan semakin tinggi.