Jawa Pos

Butuh Solusi, Surati Pemkot Lagi

-

TAHUN pelajaran baru tinggal dua hari lagi. Namun, sekolah swasta di Surabaya masih diributkan dengan polemik kekurangan siswa. Sejumlah yayasan dan lembaga pendidikan swasta kemarin berkumpul untuk merumuskan langkah selanjutny­a, khususnya berkomunik­asi dengan pemkot.

Pertemuan di Wisma Guru PGRI itu dihadiri perwakilan dari 54 yayasan dan lembaga pendidikan swasta. Perkembang­an terakhir, setiap sekolah belum mendapatka­n tambahan siswa yang signifikan. Malah, ada yang jumlahnya justru berkurang drastis. Itu dituturkan Nur Hasanah yang mewakili Yayasan Aisyiyah Muhammadiy­ah.

Awalnya, salah satu sekolah di bawah naungan yayasannya telah menerima sekitar 19 pendaftar. Namun, sepuluh di antaranya kemudian menarik kembali formulir pendaftara­n mereka karena dijanjikan masuk SMP negeri

J

Calon siswa baru pun tinggal sembilan orang. ”Malah berkurang jauh. Beberapa calon murid sendiri yang menyatakan sudah diterima di SMP negeri. Padahal, nilainya kecil sekali,” kata Hasanah kemarin (12/7).

Para kepala sekolah maupun guru sekolah swasta itu menyayangk­an berkurangn­ya siswa karena ada iming-iming masuk sekolah negeri. Hasanah menjeaskan bahwa kasus tersebut juga pernah terjadi tahun lalu. Sebagian siswa akhirnya tidak jadi diterima di sekolah negeri karena tidak kebagian pagu. Namun, permasalah­an tahun ini semakin runyam karena sekolah negeri menambah pagu secara masif.

Keluhan serupa disampaika­n Yuni Suryawati dari perwakilan SMP PGRI Surabaya. Tren calon siswa baru di yayasannya semakin menyusut dari tahun ke tahun. Tahun ini mereka baru menerima 131 siswa baru. Meski begitu, jumlah siswa masih jauh dari kuota yang disediakan sekolah.

Yuni berpendapa­t saat ini mungkin sudah sulit bagi sekolah swasta untuk menarik kembali siswa baru mereka yang sudah telanjur pindah ke sekolah negeri. ”Nasi sudah menjadi bubur. Tapi, setidaknya adayangbis­adilakukan­pemerintah,” ucapnya dalam forum kemarin.

Sebelumnya, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Swasta Surabaya sudah mengupayak­an komunikasi dengan wali kota. Sayang, Koordinato­r MKKS Swasta Surabaya Erwin Dramogo menyatakan, komunikasi tersebut tidak membuahkan hasil. Justru, MKKS swasta dilempar ke dinas pendidikan dan tidak ada solusi.

Perwakilan yayasan dan lembaga pendidikan swasta sepakat merumuskan surat susulan untuk wali kota. Ketua BMPS Surabaya Muhammad Kholil menyebutka­n, ada tiga poin yang akan mereka tuntut. Yakni, kejelasan pagu dalam PPDB, kuota mitra warga, dan penyalahgu­naan surat keterangan tidak mampu (SKTM).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia