SAMPAI JUMPA DI QATAR
MOSKOW – Perhelatan Piala Dunia 2018 selama 32 hari telah berakhir. Dari Rusia, Piala Dunia berikutnya dihelat di Qatar pada 2022. Seperti awal penunjukannya, kontroversi mewarnai edisi ke22 ajang sepak bola terbesar sejagat tersebut. Apa lagi kalau bukan pemindahan jadwal dari pertengahan tahun (Juni–Juli) menjadi akhir tahun (November– Desember).
Kepastian tersebut kembali diumumkan Presiden FIFA Gianni Infantino pada Sabtu (14/7) sebelum final Piala Dunia 2018 antara Prancis versus Kroasia. Pertimbangan utamanya adalah cuaca di Qatar yang sangat panas pada pertengahan tahun. Yakni, rata-rata mencapai 42 derajat Celsius pada Juni–Juli. Bandingkan dengan cuaca pada November– Desember yang berkisar 25–30 derajat Celsius.
Perubahan jadwal itu tak pelak membangkitkan amarah dari klubklub Eropa. Hampir semua kompetisi di Benua Biru yang biasanya bergulir pada periode Agustus sampai Mei merasa sangat dirugikan. European League, perkumpulan 32 liga sepak bola dari 25 negara di Eropa, pun menuding ada permainan antara Qatar dan Komite Eksekutif FIFA tentang penentuan jadwal Piala Dunia 2022.
’’Itu (perubahan jadwal Piala Dunia, Red) adalah langkah mundur. Kami menginginkan keterbukaan mengapa FIFA memilih sepakat,’’ kata CEO European League Lars-Christer Olsson sebagaimana dilansir Reuters kemarin (15/7).
Sementara itu, Deputi Sekretaris Jenderal Bidang Turnamen Piala Dunia 2022 Nasser Al Khater kepada SB Nation kemarin menyatakan bahwa perubahan jadwal adalah solusi terbaik. Memaksakan Piala Dunia 2022 tetap dihelat pada Juni–Juli justru bakal merugikan para kontestan. ’’Kami juga akan berusaha memenuhi permintaan FIFA supaya suhu udara di dalam stadion berkisar 17 derajat Celsius atau di bawahnya,’’ tutur Al Khater.
Sampai kemarin, belum ada liga di Eropa, khususnya liga elite seperti Premier League atau La Liga, yang merespons perubahan jadwal Piala Dunia 2022. Sejauh ini hanya Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) yang bereaksi dengan mengubah jadwal Piala Afrika edisi 2019, 2021, dan 2023. Jika biasanya Piala Afrika diadakan pada Januari–Februari, CAF memundurkannya pada Juni–Juli.
Terlepas kontroversi jadwal, Piala Dunia 2022 dianggap bakal memanjakan fans. Seiring Qatar adalah negara kecil (11.571 kilometer persegi atau seperempat luas Jawa Timur), fans mungkin bisa menonton pertandingan Piala Dunia lebih dari sekali setiap hari.