Potongan Video Bikin Salah Paham
MENJELANG datangnya tahun politik 2019, berita-berita lawas sering disebarkan ulang untuk mendiskreditkan seseorang. Salah satunya isu tentang menteri pemuda dan olahraga yang memperbolehkan judi bola. Isu itu sebenarnya bermula dari kejadian dua tahun silam.
’’Sekelas menteri sudah terang-terangan memperbolehkan judi bola. Setelah itu presiden kemudian difatwakan ulama liberalis. Akan jadi apa penerus anak bangsa ini,’’ tulis akun Facebook Aras Mthya (fb.com/aras.mthya.1) yang diunggah kemarin sore (16/7).
Posting-an itu disertai video tayangan berita tvOne yang berasal dari akun Instagram Reaksi Rakyat 1 (@reaksirakyat1). ’’Menpora Bolehkan Judi Bola. Bejat..! Tumbangkan Rezim Ini di 2019.’’ Begitu teks dalam video tersebut. Hingga berita ini diturunkan, posting-an akun Aras Mthya di Facebook telah disebarkan ulang hingga ribuan kali oleh
netizen. Tak sedikit yang berkomentar miring. Menuliskan umpatan nama-nama penghuni kebun binatang untuk Menpora.
Dalam video yang berisi tayangan tvOne itu memang ada pidato Menpora Imam Nahrawi tentang judi. Tapi, tayangan itu hanya sepotong dari pidato panjang Nahrawi. Berikut sepotong pidato Nahrawi dalam video tersebut.
’’Silakan berjudi. Tapi, mohon maaf ini bukan fatwa. Orang berjudi itu kadang pilihan. Kadang juga pilihan. Karena sebagian orang berjudi itu karena hobi. Buang sial. Ketika pada 1991 porkas atau SDSB itu dihentikan oleh negara. Saya lihat secara langsung bagaimana banyak orang berbondong-bondong ke Malaysia dan Singapura. Sumber pembiayaan olahraga itu dari itu. Yang ingin saya katakan pada mereka, silakan berjudi bola. Itu hak mereka. Tapi, jangan pernah hasil judi atau cara judi itu masuk dalam pengaturan skor atau masuk ke lapangan.’’
Saat kabar itu berembus dua tahun silam, sebenarnya publik sudah gaduh. Imam Nahrawi pun sudah memberikan klarifikasi atas cuplikan pidatonya tersebut. Intinya, dia membantah bahwa pidatonya itu bermaksud menghalalkan judi.
Dalam video wawancaranya di Jak TV pada Agustus 2015, Imam mengatakan bahwa pidatonya itu menjelaskan realitas upaya memperbaiki sepak bola dalam negeri dari mafia yang di dalamnya ada praktik judi. Praktik judi dalam pertandingan sepak bola sering kali mencederai fairplay dan sportivitas. ’’Kalau ada yang mengatakan judi itu begini…begini silakan. Tapi, hukum kita sudah jelas judi itu pidana. Hukum agama kita menyatakan judi itu haram. Itu tidak bisa dibantahkan,’’ ujarnya.
Imam mengakui bahasanya dalam pidatonya saat itu mungkin sulit dipahami. ’’Tapi, karena saat itu saya bicara di forum ilmiah, saya ingin sampaikan realitasnya dan keterlibatan pihak kampus mengkaji ini (mafia sepak bola) secara mendalam,’’ katanya.
Dia menyebut jika pidatonya ditayangkan dari awal hingga akhir, mungkin publik bisa memahami maksudnya secara utuh.
Kabar Menpora memperbolehkan judi merupakan isu dua tahun lalu. Imam saat itu menjelaskan realitas praktik judi dan mafia sepak bola. Menurut dia, video yang beredar saat itu tidak dikutip secara utuh.