Jawa Pos

Ratusan NIK Bermasalah

-

SURABAYA – Pencetakan data print ready record (PRR) di Kecamatan Sawahan sempat bermasalah. Penyebabny­a bukan gangguan jaringan, tapi nomor induk kependuduk­an (NIK) warga berstatus mati atau tidak aktif.

Jumlah warga yang masuk kategori tersebut lebih dari 130 orang. Data itu lantas diserahkan lagi ke dispendukc­apil. Camat Sawahan M. Yunus tidak mau mengambil risiko. ’’Kami tidak berwenang menelaah data PRR yang bermasalah,’’ katanya.

Data NIK mati diketahui setelah petugas pencetak e-KTP memasukkan daftar PRR. Mereka bermaksud mencetak, tapi identitas warga tersebut tidak muncul pada layar komputer.Langkahitu diulang beberapa kali, tapi tidak terkonfirm­asi.

Selanjutny­a, petugas meneliti penyebab data tidak terbaca. Awalnya petugas di kecamatan setempat mengira ada kesalahan jaringan. Setelah dicek, dipastikan bahwa permasalah­an ada pada NIK warga bersangkut­an.

Kasus seperti itu sudah sering terjadi. Biasanya warga yang bersangkut­an punya masalah pada proses pindah. Akibatnya, NIK warga tersebut ganda. Data itu tidak akan dicetak. ’’Pencetakan akan kami laksanakan setelah ada perbaikan atau penjelasan dari dispendukc­apil,’’ imbuh Yunus.

Awal tahun ini, jumlah warga yang masuk data PRR di Kecamatan Sawahan cukup tinggi. Yakni, 7.833 orang. Pencetakan terus dikebut. Hingga kemarin, tinggal 137 orang yang e-KTP-nya belum dicetak. Sebanyak 130 di antaranya bermasalah.

Yunus menyatakan, pencetakan e-KTP berlangsun­g hingga malam. Targetnya, akhir tahun ini pencetakan tuntas. E-KTP yang sudah cetak langsung diserahkan ke kelurahan, lalu diteruskan ke pemiliknya. Warga tidak perlu mengambil di kecamatan.

Selain Sawahan, daerah yang jumlah PRR-nya cukup tinggi di wilayah Selatan adalah Wonokromo. Awal tahun ini ada 4.858 orang. Saat ini petugas kecamatan terus me- ngebut pencetakan. Jumlah terakhir PRR yang belum cetak 115 warga. ’’Kami ingin segera menyelesai­kan sisa PRR yang ada,’’ ucap Camat Wonokromo Tomi Ardianto.

Beruntung, di Wonokromo, kasus NIK mati tidak banyak. Karena itu, pencetakan berjalan lancar. Dia juga mengatakan, kasus NIK mati bukan hal yang aneh. Pendataan kependuduk­an tidak selamanya tepat. Karena itu, wajar ada NIK mati dan tidak terbaca. ’’Data tersebut dikembalik­an ke dispendukc­apil untuk dikroscek ulang,’’ ujarnya.

Kadispendu­kcapil Suharto Wardoyo sudah mendapat laporan tentang 130 warga di Sawahan yang NIK-nya mati. Dia sudah meminta tim untuk melakukan kroscek. ’’Setelah ada pembenaran, data tersebut diserahkan lagi ke kecamatan,’ katanya.

 ?? THORIQ KARIM/JAWA POS ?? TELITI: Jarot, petugas Kecamatan Sawahan, memeriksa e-KTP warga.
THORIQ KARIM/JAWA POS TELITI: Jarot, petugas Kecamatan Sawahan, memeriksa e-KTP warga.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia