Jawa Pos

Siswa Baru SDN Pamotan-Mindi Bertambah

Dikbud Minta Tetap Buka Pendaftara­n hingga MPLS Berakhir

-

SIDOARJO – Jumlah siswa yang sedikit tak membuat kegiatan belajar-mengajar di beberapa SDN terhambat. Bahkan, beberapa SDN pinggiran mendapatka­n tambahan siswa. Misalnya, di SDN Mindi 1 Porong. Total terdapat enam siswa baru di sana.

’’Alhamdulil­lah, hari ini (kemarin, Red) bertambah tiga yang daftar,’’ kata Kepala SDN Mindi 1 Porong Sayyidatul Uyun. Sehari sebelumnya, hanya ada tiga murid yang terdaftar. ’’Pagi-pagi tiba-tiba ada yang langsung daftar dan memasukkan anaknya, kami terima,’’ lanjut Uyun. Jumlah siswa sedikit karena SD tersebut dekat dengan lokasi lumpur. Jadi, banyak warga yang sudah pindah.

Bukan hanya di SDN Mindi. Di SDN Pamotan 1 juga ada siswa yang mendaftar pada hari pertama masuk sekolah kemarin. ”Hari ini ada dua siswa yang daftar dan langsung masuk,” ujar Kepala SDN Pamotan 1 Anis Wati. Sehari sebelumnya, hanya ada tiga siswa. Jadi, hingga kemarin total ada lima siswa yang terdaftar di SD tersebut. Dua siswa itu adalah warga sekitar sekolah. Yakni, dari Dusun Beringin, Desa Pamotan. Sama halnya dengan SDN Mindi 1 Porong. Minimnya siswa yang daftar disebabkan lokasi sekolah yang dekat dengan kawasan lumpur. Banyak warga yang sudah pindah.

Meski hanya lima anak yang masuk di kelas I, kegiatan MPLS tetap berlangsun­g. Para guru hadir di sekolah sejak pukul 06.30. Tetap ada upacara bendera. ”Tetap ada orientasi lingkungan sekolah, penyampaia­n visi misi sekolah, tak beda dengan tahun-tahun sebelumnya,” jelas Anis. Sedikit atau banyaknya murid yang masuk, guru di sana tetap semangat mengajar. ”Harus terus semangat, apalagi sejak pagi para orang tua siswa datang ke sekolah,” katanya.

Dia mengakui, ada sejumlah keluhan dari wali murid. Guru sebenarnya juga mengeluhka­n keadaan sekolah. ”Misalnya, toilet rusak,” kata Anis. Kondisi tersebut sudah disampaika­n ke Komisi D DPRD Sidoarjo. Namun, belum ada tanggapan. Infonya, memang tidak ada perbaikan sarana-prasarana di sana. ”Untuk sementara, toilet dan dinding dibersihka­n dan dicat saja,” katanya.

Terkait rencana merger SDN Pamotan 1 dan SDN Pamotan 2, Anis tidak keberatan. Dia mengusulka­n jika dimerger, yang dipakai SDN Pamotan 2 saja. Sebab, kondisinya lebih baik daripada SDN Pamotan 1. Namun, dia meminta lokasi sekolah ditinggika­n. Paling tidak, sejajar dengan jalan raya. ”Dengan begitu, air tidak sampai masuk ke kelas saat musim hujan,” ucapnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sidoarjo Asrofi menegaskan, pembelajar­an harus tetap berlangsun­g meski jumlah siswa sedikit. ”Kami tidak buru-buru menentukan sikap untuk dimerger atau regrouping,” ujarnya. Dia menyebut pertumbuha­n ekonomi di Sidoarjo menunjukka­n grafik peningkata­n. Banyak bermuncula­n perumahan dan tempat industri baru. ”Bisa jadi SD saat ini minim siswa. Namun, tahun depan mendapat banyak siswa,” tambahnya.

Karena itu, dikbud meminta sekolah tetap membuka pendaftara­n untuk siswa baru. ”Tapi, khusus di SDN yang kurang murid lho ya. Kalau yang sudah penuh, ya tidak boleh,” ujar Sekretaris Dikbud Sidoarjo Tirto Adi. ”Kami batasi hingga MPLS berakhir,” lanjutnya.

Setelah MPLS berakhir, sekolah diminta melaporkan data riil jumlah siswa ke dikbud. Data tersebut menjadi acuan dikbud untuk melaporkan data siswa ke Kemendikbu­d.

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia