Doa Bersama untuk Titah
UPACARA mengawali kegiatan hari pertama di SDN Krian 4. Selepas upacara, doa diucap Wakil Kepala SDN Krian 4 Yusuf Santriyono. Doa tersebut salah satunya tertuju kepada Iftitah Rizky Ramadhani, bocah yang dibawa kabur pamannya. Titah, sapaan akrab Iftitah Rizky Ramadhani, tercatat sebagai siswa yang naik ke kelas III di sekolah itu.
Intan Lariyanti –wali kelas Titah ketika kelas II– menyatakan, muridnya itu baik. Memang pendiam, namun selalu berani ketika disuruh maju ke depan. Tingkah lakunya juga tidak buruk. Bersama teman-temannya, Titah juga aktif bermain. ’’Teman sekelas suka kepadanya,’’ terangnya.
Cerita tersebut membuat salah seorang siswa angkat tangan. Yaitu, Naila Hikma, teman dekat Titah. Dia mengaku sedih karena kehilangan teman bermainnya. ’’Di kelas, suasananya senang kalau ada dia,’’ ucapnya.
Teman sebangkunya, Naufal Dzakwan, menyebut Titah suka makan mi. Di kelas tak pernah menyontek. ’’Bahkan aktif menjawab soal kalau disuruh,’’ katanya.
Pencarian anak hilang tersebut terus ditunggu orang tua Titah. Ciri-ciri anaknya tidak sulit. Bertubuh kecil dengan badan yang kurus. Tinggi sekitar 135 sentimeter. Rambutnya juga bergelombang. ’’Kulitnya sawo matang. Saat diculik dia pakai baju abu-abu telur asin,’’ kata Amirullah Alamin, ayah Titah.
Bocah tersebut hilang pada Jumat (13/7). Titah dan saudaranya, Dafa, diajak jalan-jalan ke taman bersama pamannya, Eko Ariyanto. Beberapa saat kemudian, Dafa ditemukan sendirian di Terminal Purabaya, sedangkan Eko dan Titah tidak ada.
’’Dilihat dari rekaman CCTV terminal, pamannya membawa Titah naik bus jurusan ke Ambulu, Lumajang,’’ tambah Amirullah.