Tanggul Ambles, Warga Waswas
SIDOARJO – Tergerusnya tanggul Sungai Brantas di Dusun Tegalsari, Desa Kupang, Kecamatan Jabon, membuat warga setempat waswas. Mereka khawatir akses tersebut akan ambles. Kondisi tersebut menyulitkan mereka untuk beraktivitas di tambak.
Dari pengamatan di lapangan kemarin (16/7), lebar tanggul tersebut hanya 40 sentimeter. Kondisi tanahnya tidak lagi kuat. ”Kalau naik motor harus pelan-pelan. Khawatir tambah ambles,” ucap Sahudi, warga setempat.
Dia mengatakan, akses yang diapit Sungai Brantas dan tambak tersebut selebar 4 meter. Itu hitungan pada 2005. Pasang surut air sungai mengakibatkan kondisi tanah tidak kukuh. Bentuk retakan terlihat di pinggiran tanah dekat sungai. ”Ketika pasang, air meluber ke jalan. Saat surut, sebagian tanah ikut tergerus,” terang Sahudi. Tanggul tersebut sempat diperkuat dengan batu dan besi. Namun, penanganan tersebut hanya sementara. ”Pohon sepertinya mau roboh kalau tidak ada tindakan lebih lanjut,” lanjutnya.
Mustain, pemilik tambak, juga mengeluh tak bisa mengangkut hasil tambak melalui jalur tersebut. Alasannya, pekerja takut jatuh. ”Saat ini diangkut dengan perahu motor. Biaya ongkosnya lebih besar. Tiap ton Rp 300 ribu,” jelasnya. Dia berharap tanggul segera diperbaiki. Sebab, akan datang musim hujan dalam beberapa bulan ke depan. ”Kalau tidak ada tindakan, kami tak punya tambak lagi,” paparnya.
Joko Adipurwo, staf operasional dan pemeliharaan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, sudah melakukan survei lapangan kemarin. Dia menjelaskan, ambrolnya tanggul disebabkan kondisi sungai yang cekung. Kondisi tersebut membuat arus air menabrak langsung ke tanggul. ”Kejadian ini sejak tahun lalu. Dan sudah dikoordinasikan. Ini ambrolnya parah,” katanya.