Menag Lepas Keberangkatan CJH Kloter 1
SURABAYA – Kloter satu calon jamaah haji (CJH) embarkasi Surabaya bertolak ke Tanah Suci kemarin pagi (17/7). Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin hadir di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES) untuk melepas rombongan dari Kabupaten Situbondo itu. ”Tidak semua mendapatkan kesempatan menjadi tamu Allah. Jalani seluruh rangkaian ibadah dengan sebaikbaiknya,” tutur Lukman.
Seluruhpemeriksaankesehatan maupun rekam biometrik dan finger print yang merupakan bagian dari proses keimirgrasian telah diselesaikan. Hal itu merupakan inovasi yang baru diterapkan tahun ini. ”Jadi, saat jamaah tiba, tidak perlu menunggu lima sampai tujuh jam hanya untuk proses imigrasi itu. Mereka bisa langsung menuju hotel setelah paspornya distempel,” ujar Lukman.
Seremoni tersebut juga dihadiri Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes Kirana Pritasari dan Ketua Komisi VIII DPR Hamka Haq. Sebelumnya, Menag meninjau beberapa titik di AHES. Misalnya, klinik Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Surabaya, fasilitas bus, katering, dan perlengkapan yang dibawa serta digunakan jamaah.
Hamka mengapresiasi kinerja Kemenag untuk penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. Meskipun ada kenaikan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) tahun ini yang menjadi Rp 39 juta, terdapat peningkatan fasilitas J
Jadi, saat jamaah tiba, tidak perlu menunggu lima sampai tujuh jam hanya untuk proses imigrasi itu.” LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN Menteri agama
Begitu juga soal antrean yang tahun ini kembali ke kuota awal menjadi 210 ribu.
”Antrean ibadah haji tidak terjadi di Indonesia saja, tapi juga negara lain,” ujarnya.
Kirana mengimbau CJH menjaga fisik. Perhatikan kebutuhan cairan tubuh. Menurut dia, saat ini di Tanah Suci terjadi suhu ekstrem. ”Puncaknya Juli ini, suhunya diperkirakan bisa mencapai 50 derajat,” katanya.
Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa 59,2 persen CJH embarkasi Surabaya dinyatakan dalam keadaan risiko tinggi (risti). Mereka mendapatkan perhatian khusus. Salah satunya melalui gelang yang dipakai. Jika tahun sebelumnya ada tiga warna gelang merah, kuning, dan hijau, kini hanya ada satu warna, yakni oranye.
Yang masuk risti adalah CJH dengan usia lanjut di atas 60 tahun serta memiliki riwayat penyakit kronis. Contohnya, ginjal, jantung, atau hipertensi. Penanganan kesehatan diberikan kepada mereka saat pra keberangkatan ke Tanah Suci. Untuk barang bawaan, petugas masih menyita sejumlah barang larangan.
Tipikal bendanya tak jauh beda dengan tahun lalu. Yakni, lotion, sampo, dan sabun cair dengan volume lebih dari 100 ml, namun dimasukkan ke bawaan kabin. Petugas juga masih mendapati CJH yang membawa sekresek kerikil. CJH asal Situbondo itu membawa kerikil untuk melempar jumroh. Dia mengaku khawatir tak kebagian kerikil.
Para CJH berangkat dengan menggunakan pesawat Saudi Airlines dari Bandara Juanda. Kemarin ada tiga kloter yang meninggalkan tanah air. Setelah kloter satu berangkat pada pukul 09.45, berlanjut kloter dua yang membawa rombongan dari Kabupaten Bondowoso dan kloter tiga dari Banyuwangi. Ada satu CJH kloter satu yang batal berangkat.
Dia adalah Atik Mistar Balukdin asal Situbondo. Sebelum berangkat ke AHES, dia terpeleset sehingga cedera patah kaki. Saat ini Atik dirawat di RS Haji Sukolilo. Selain itu, ada satu CJH asal Bondowoso dan satu petugas yang gagal berangkat karena alasan kesehatan. ”Atik Mistar sedang menjalani perawatan. Jika memang kondisinya membaik, bisa diberangkatkan,” ujar Kadinkes Jatim Kohar Hari Santoso.