Jawa Pos

BMKG: Hot Spot di Sumatera Hilang

Tapi, Pemprov Jambi Malah Naikkan Status Menjadi Siaga

-

JAKARTA – Penyelengg­araan Asian Games (AG) 2018 di Palembang, Sumatera Selatan, diliputi ancaman kabut asap. Badan Meteorolog­i, Klimatolog­i, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, titik panas/api (hot spot) di sejumlah wilayah di Sumatera sempat muncul Kamis lalu (19/7). Untung, kemarin (20/7) titik panas itu tidak muncul lagi.

Laporan perkembang­an titik panas dan asap wilayah Indonesia BMKG yang dilansir kemarin (20/7) menyebutka­n, titik panas pada 19 Juli tercatat berjumlah 89 titik di seluruh Indonesia. Paling banyak ada di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) dengan 67 titik panas.

Sementara itu, untuk wilayah Pulau Sumatera, ada 18 titik panas. Yang paling banyak ada di Riau dengan jumlah delapan titik panas. Disusul Sumatera Selatan, Lampung, dan Kepulauan Bangka Belitung, masingmasi­ng ada tiga titik panas.

Potensi munculnya kabut asap pada puncak musim panas, yakni Juli sampai Agustus, di Sumatera memang perlu diantisipa­si. Sebab, dalam sepuluh hari terakhir (9–19 Juli), Provinsi Riau menjadi yang terbanyak kedua setelah Kalbar. Dalam sepuluh hari terakhir di Provinsi Riau ada 82 titik panas. Sedangkan di Kalbar ada 95 titik panas.

Meskipun sempat ada titik panas, itu tidak berarti ada asap kebakaran. Data pemantauan deteksi asap kebakaran menunjukka­n, tidak terdeteksi asap di wilayah Sumatera, Kalimantan, maupun Jawa, Bali, dan NTB.

Kabaghumas BMKG Hary Tirto Djatmiko menyatakan, Kamis lalu memang sempat muncul titik panas di Sumatera. Tetapi, dari data yang dia tunjukkan kemarin, titik panas di Sumatera sudah tidak ada. ”Sejauh ini, hingga sore hari, jumlah titik panas sudah tidak terdeteksi di wilayah Sumatera,” jelasnya.

Lantas, apakah titik panas itu sudah bisa dipastikan sebagai kebakaran hutan? Hary mengatakan belum tentu. ”Titik panas itu belum tentu titik api,” katanya.

Namun, jika parameter titik panas itu memiliki tingkat kepercayaa­n lebih dari 80 persen atau bertanda merah, dapat diindikasi­kan ada potensi titik api atau kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Khusus untuk titik panas di Sumatera Selatan pada 19 Juli lalu, hanya ada dua spot yang menunjukka­n tanda merah.

Terpisah, Direktur Pengendali­an Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Raffles B. Panjaitan mengakui, ada hot spot di beberapa wilayah di awal minggu ini. Misalnya, titik api ditemukan di Sumatera Selatan. ”Kemarin siang (Kamis lalu, Red) dapat dipadamkan tim satgas darat,” ungkapnya. Satgas darat yang dia maksud terdiri atas pasukan Manggala Agni, TNI, Polri, BPBD, kepala desa, LSM, dan stakeholde­r terkait.

Di sisi lain, kabar dari daerah malah menyebutka­n kondisi berlawanan dengan yang dikabarkan dari pusat. Kepala BPBD Provinsi Jambi Bachyuni Deliansyah menyatakan, untuk mencegah karhutla di Provinsi Jambi, pemprov akan menaikkan status dari waspada menjadi siaga. Baik provinsi maupun kabupaten/kota.

’’Ada empat kabupaten yang menaikkan status dan diajukan dalam waktu dekat,” terangnya. Titik panas terpantau setiap hari. Mulai 1 Juli hingga 19 Juli, ada 39 titik panas yang terpantau.

Empat kabupaten itu adalah Muaro Jambi, Sarolangun, Merangin, dan Tebo. ’’Ini jadi syarat penaikan status di tingkat provinsi,” jelasnya. Kenaikan status menjadi siaga di Provinsi Jambi ditetapkan hari ini.

Pemprov mengajukan kenaikan status karena banyaknya hot spot yang terdeteksi. Apalagi, Asian Games segera berlangsun­g di Sumatera Selatan yang jaraknya berdekatan dengan Provinsi Jambi. ’’Jika status telah dinaikkan, pemerintah pusat akan all-out menangani karhutla. Bahkan, kami akan langsung mengajukan bantuan helikopter,” tuturnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia