Caleg Artis Serbu Jatim
PARTAI politik mendaftarkan sejumlah artis untuk menjadi bakal calon legislatif. Harapannya, mereka bisa mendongkrak perolehan suara pada Pemilu 2019.
Merujuk hasil pemilihan gubernur, bupati, atau pun wali kota di 18 daerah di Jatim, terlihat bahwa pemilih Jatim sangat cair. Itu bisa dilihat dari fenomena menangnya pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak. Diakui atau tidak, sosok Arumni Bachsin, istri Emil, memberikan kontribusi suara. Khususnya di kalangan milenial.
Bisa dibilang Jatim adalah penopang suara terbanyak untuk pemilihan nasional. Daftar pemilih sebanyak 30.155.719 suara. Angka tersebut sangat signifikan dan menjadi rebutan partai besar nasional. Sebut saja PKB yang memenangkan pertarungan Pemilu 2014 di Jatim dan menjadi penopang suara nasional. Meski PDIP bertengger di nomor dua, suara dari Jatim juga terbukti mendongkrak perolehan suara nasional.
UU Pemilu No 7 Tahun 2017 tentang Pemilu menetapkan ambang batas parlemen 4 persen. Syarat itulah yang membuat partai politik bekerja keras untuk mendulang suara secara nasional.
Perolehan suara bisa ditopang oleh calon legislatif dari figur publik. Meskipun, dalam Pemilu 2014 tidak semua artis sebagai figur lolos ke parlemen.
Modal Popularitas Pendidikan politik di Indonesia masih dalam posisi stagnan. Bahkan terkesan kurang dimaksimalkan. Pengaderan sampai pencalegan masih dihasilkan dari proses instan. Terbukti, parpol sengaja mencomot orang-orang tertentu (artis) dalam detik-detik terakhir (injury time) pendaftaran caleg.
Angapan calon legislatif dari kalangan artis hanya bermodal popularitas tentu tidak semua benar. Pemilu 2014 juga bisa menghasilkan legislator dari kalangan artis yang berkompeten, bahkan berkiprah sejak 2009. Meski punya modal popularitas, mereka juga menunjukkan kapabilitas.
Pendaftaran calon legislatif di Jatim menunjukkan data persaingan sengit artis-artis nasional. Manohara, Arzetti Bilbina, hingga Ahmad Dhani bertarung pada dapil neraka, Surabaya-Sidoarjo. Dapil Malang Raya juga menjadi magnet bagi parpol untuk mendulang suara dengan menempatkan Venna Melinda dan Krisdayanti sebagai calon legislatif.
Popularitas Denada dan Elma Theana juga dimanfaatkan parpol untuk bertarung di wilayah Jatim. Meski pada pemilu lalu keduanya belum menghasilkan suara maksimal, setidaknya masih ada harapan bahwa suaranya bisa memberikan kontribusi kepada partai pengusung.
Penempatan Yuli KDI di daerah Kediri dan Lucky Lukman di Bondowoso juga mungkin bisa menjadi magnet tersendiri bagi perolehan suara parpol.
Menjaga Komitmen Syarat mutlak proses demokrasi adalah pemilu yang di dalamnya terdapat partai-partai politik. Keberhasilan partai politik meraih simpati dari khalayak tentu melalui proses panjang. Kalaupun ada yang instan, ekistensi mereka mungkin tidak akan bertahan. Mendulang suara pemilih diperlukan langkah-langkah strategis, termasuk menjadikan artis sebagai calon legislatif.
Layak tidaknya artis menjadi caleg sebenarnya bisa dilihat dari performa saat dia berkiprah pada dunianya. Artis yang muncul dari kompetisi ketat, seperti pemilihan Puteri Indonesia, hampir pasti dijamin menghasilkan figur dengan intelektualitas di atas rata-rata. Sedangkan yang lahir secara alamiah nuansa intelektualnya mungkin sedikit.
Perspektif psikologis menyatakan intelektual seseorang tidak menjamin mempunyai diri yang ber-integritas. Faktor intelektual menjadi maksimal jika dibarengi dengan integritas yang kuat. Beberapa kasus di parlemen menunjukkan persoalan intergritas muncul dari kalangan artis yang duduk di parlemen.
Problem sosial terkait integritas artis yang menjadi caleg tentu menjadi masalah tersendiri. Calegcaleg yang bertarung di Jatim setidaknya harus mempunyai komitmen untuk menjaga marwah anggota legislatif.
Arus informasi melalui media mainstream maupun media sosial setidaknya bisa menjadi literatur positif ketika artis meneguhkan integritasnya kepada konstituen.
Kultur masyarakat Jatim yang sangat variatif tentu juga bisa menjadikan pijakan bagaimana caleg artis nanti menjaga komitmen atas program-program yang akan dijalankan ketika menjadi anggota legislatif.
Kecakapan caleg bisa diuji dengan pelibatan dan pemberdayaan kecerdasan konstituennya. Elektabilitas caleg artis yang berlaga di Jatim harus dibarengi dengan upaya-upaya strategis untuk meraih simpati publik.
Selamat bekerja. Salam NKRI...(*)
*) Dosen Komunikasi IAIN Kediri