Merem Lihat Emas dan Perak
Penyelenggaraan layanan haji periode 2018 sudah berjalan hampir sepekan. Secara umum, tidak muncul gangguan mencolok. Berikut wawancara M. Hilmi Setiawan dengan Ketua Komisi VIII DPR (bidang agama, sosial, dan pemberdayaan perempuan) Ali Taher Parasong. Bagaimana pendapat Anda soal persiapan hingga pemberangkatan jamaah haji tahun ini?
Sampai saat ini, kita patut bersyukur karena relatif lancar. Mulai pembahasan biaya haji di DPR sampai awal pemberangkatan. Ini wujud kemesraan bersama antara DPR dan pemerintah. Luar biasa. Tidak ada benturan di antara kami.
Sempat ada kekhawatiran biaya haji bakal naik cukup besar. Ternyata tidak.
Biaya haji tahun ini hanya naik sekitar Rp 300 ribu. Tapi, kualitas layanan juga ditingkatkan. Suguhan katering di Makkah ditambah. Living cost (biaya hidup) tetap 1.500 riyal (sekitar Rp 5,8 juta). Pasti pulang ada sisanya. Belanja jangan banyak-banyak. Ibadahnya yang diperbanyak. Lihat emas atau perak, merem (pejamkan mata).
Berapa biaya riil yang seharusnya ditanggung jamaah?
Tahun ini, rata-rata biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) Rp 35,2 juta. Padahal, jumlah riil biaya haji Rp 67 juta per orang. Pemerintah bersama DPR ingin membahagiakan jamaah. Apalagi, antrean haji sudah panjang. Di Pinrang, sudah 41 tahun antreannya. Daftar di usia 12 tahun, berangkatnya nanti saat usia 53 tahun.
Harapan atau pesan Bapak kepada para jamaah haji Indonesia?
Selama berada di Arab Saudi, jaga citra Indonesia sebagai negara yang ramah dan penuh sopan santun. Semoga pulang nanti jadi jamaah mabrur. Saya titip kepada jamaah supaya ikut mendoakan bangsa Indonesia agar bisa menyelesaikan tugas untuk menyejahterakan rakyatnya. Jamaah tak perlu khawatir, DPR akan mengawasi pemerintah supaya bisa melayani jamaah untuk beribadah haji dengan nyaman dan aman.