Jawa Pos

Masih Temukan Sepuluh Warga Dipasung

-

PACITAN – Ditengarai masih ada puluhan kasus pemasungan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Pacitan. Berdasar data di dinas kesehatan (dinkes) setempat, hingga kini sedikitnya sepuluh ODGJ kambuhan yang dipasung.

Padahal, Pacitan telah mencanangk­an bebas pasung sejak dua tahun lalu. ”Sebenarnya Pacitan bebas pasung sejak tahun lalu. Semua sudah dibebaskan dari pasungan,’’ kata Kabid Pencegahan dan Pengendali­an Penyakit Dinkes Pacitan Wawan Kasiyanto kemarin (20/7).

Dia mengungkap­kan, pada 2011, kasus pemasungan mencapai 90 orang. Jumlah itu terus menurun seiring program yang dicanangan Pemkab Pacitan tersebut. Namun, berbeda dengan penyakit lainnya. Gangguan kejiwaan cenderung sulit disembuhka­n permanen. ”Selalu ada kemungkina­n bisa kambuh lagi,’’ ujarnya.

Sementara itu, dari laporan sejumlah puskesmas yang tersebar di Pacitan, ada sepuluh orang yang hingga kini masih dipasung. Menurut Wawan, selain mudah kambuh, perawatan ODGJ butuh waktu lama.

Terapi gangguan jiwa bisa berbulan-bulan. Plus konsumsi obatobatan harus rutin diberikan. ”Itu berkelanju­tan. Kalau sudah sembuh tapi kambuh, ya diobati lagi sampai sembuh,’’ jelasnya.

Karena terapi berkelanju­tan, penderita cenderung ketergantu­ngan dengan obat-obatan untuk menstabilk­an kondisi mereka sehingga stok obat juga perlu keterjamin­annya.

Sementara itu, tim pengendali jiwa belum dimiliki Dinkes Pacitan. Akibatnya, penanganan mereka lebih banyak dilakukan dinsos untuk mendapatka­n rujukan ke rumah sakit jiwa di kota lain agar mendapat perawatan.

”Memang terlambat, mungkin (tim pengendali jiwa, Red) akan kami ajukan ke bupati. Sementara pengendali puskesmas bekerja sendiri,’’ terang Wawan.

Sulitnya penanganan ODGJ, lanjut dia, disebabkan tak sedikit warga yang menolak ketika para mantan penderita yang sudah sembuh. Hal itu tak lepas dari kekhawatir­an warga jika mereka kambuh lagi.

Pun perhatian dari keluarga sangat penting dalam mengatasi hal itu. ”Mereka tidak perlu malu kepada khalayak agar anggota keluargany­a dapat benar-benar sembuh,’’ tegasnya.

Sebisa-bisanya, warga sekitar juga tidak boleh mengolok-olok para mantan korban pemasungan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia