Nduga Masih Terisolasi, Pengungsi Terus Mengalir
Bank Papua Sudah Beroperasi
JAKARTA – Kontak tembak yang kerap terjadi di Nduga, Papua, antara Polri dan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) berdampak pada warga setempat. Hingga saat ini Nduga masih terisolasi. Bandara Kenyam belum dibuka pasca penembakan yang dilakukan KKSB akhir Juni lalu.
Anggota Perkumpulan Advokat Hak Asasi Manusia (PAHAM) Papua Yohanis Mambrasar menyatakan, hingga kini belum ada kabar kapan Bandara Kenyam dibuka. Dengan begitu, akses menuju ke Nduga masih tertutup. ”Kalau melewati sungai pakai speedboat itu 12 jam, tentu sangat berbahaya,” tuturnya kemarin (20/7).
Masalah utamanya adalah gelombang pengungsi dari Nduga akibat sering terjadinya baku tembak. Hanya, jumlah pengungsi masih simpang siur, apakah puluhan atau ratusan warga. ”Hanya ada kepastian, pengungsi (menuju) ke Mimika dan daerah lainnya,” ucapnya kepada Jawa Pos.
Saat ini pengungsi menyebar. Ada yang sudah pulang ke Nduga dan ada yang masih menumpang di tempat keluarga. Tidak ada posko pengungsian khusus untuk mereka. ”Namun, gelombang pengungsian bisa kembali terjadi kalau kondisi masih semacam ini,” ungkapnya.
Menurut Yohanis, kondisi yang tidak jelas itu perlu segera diakhiri. Caranya, membuka akses kepada LSM dan media untuk mengetahui kondisi sebenarnya di Nduga.
Kabidhumas Polda Papua Kombespol A.M. Kamal mengatakan, sudah tidak ada pengungsian di Nduga. Masyarakat telah kembali dan kondisi keamanan di Nduga sudah kondusif. Bahkan, saat ini aktivitas perbankan telah berjalan normal. Termasuk Bank Papua yang sudah membuka operasinya.
Kamal menjelaskan, setelah bertemu dengan pimpinan Bank Papua di Nduga Revil O. Marini, diketahui bank sudah beroperasi seperti biasanya. ”Malah aktivitasnya tinggi untuk mengambil uang,” ujarnya.
Pengejaran terhadap KKSB saat ini masih terus dilakukan. Petugas berupaya untuk secepatnya bisa menyelesaikan operasi penegakan hukum. ”Masih berlanjut,” katanya saat dihubungi Jawa Pos.