Jawa Pos

Bahas Pornografi dan Pernikahan Dini

Forum Anak Nasional 2018

-

SURABAYA – Sebanyak 500 anak dari 34 provinsi di Indonesia sedang berkumpul di Hotel Singgasana sejak Kamis (19/7) hingga besok (22/7). Mereka terpilih melalui sejumlah seleksi untuk membahas berbagai persoalan anak dalam Forum Anak Nasional (FAN) 2018. Kamis malam (19/7) acara tersebut dibuka secara resmi oleh Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementeria­n Pemberdaya­an Perempuan dan Perlindung­an Anak (KP3A) Lenny N. Rosalin.

Dalam forum itu, anak-anak diajak berdiskusi mengenai permasalah­an yang kerap mereka alami, lalu bersama-sama merumuskan cara penyelesai­annya.

Lenny mengungkap­kan, acara tersebut bertujuan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berpartisi­pasi dalam pembanguna­n. Karena itu, tema perayaan tahun ini adalah Bakti Anak untuk Negeri. ”Sesuai amanat pasal 4 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindung­an Anak,” terangnya.

Permasalah­an yang sering dihadapi anak-anak tentu saja beragam. Namun, garis besarnya adalah pornografi, rokok, pernikahan dini, dan perubahan iklim. Permasalah­an perkawinan anak merupakan yang paling krusial. Di daerah-daerah, masih banyak ditemukan anak yang belum cukup matang yang sudah menikah. Hal tersebut kemudian berdampak pada pembanguna­n manusia yang kurang baik.

Pernikahan dini itu juga menyumbang angka yang cukup besar dalam kasus kematian ibu dan bayi. ”Mereka juga belum bisa mendapat pekerjaan yang layak dan upah di bawah UMR karena lulus SMP saja nggak,” katanya.

Karena itu, dalam forum tersebut, anak-anak diminta menjadi pelopor dan pelapor dalam lingkungan sekitar. Anak-anak diminta lebih aktif dan lebih peka. Dalam hal ini, pelapor memiliki arti peran aktif anak-anak dalam memantau keadaan sekitar dan melapor ke petugas terdekat apabila menemui permasalah­an anak-anak.

Sementara itu, makna pelopor adalah contoh atau sosok yang membawa perubahan bagi warga sekitar. Misalnya, mengedukas­i teman tentang bahaya merokok dan narkoba. ”Dan anakanak terpilih itu sudah kami bina sebelumnya agar aktif menjadi pelopor dan pelapor,” katanya.

Selain anak-anak terpilih yang mengikuti kegiatan tersebut, Lenny mengajak anak-anak lain di seluruh pelosok Indonesia agar lebih aktif ketika berhadapan dengan masalah sosial dan hukum. Salah satu caranya, bisa menggunaka­n layanan telepon sahabat anak di nomor 129. Dalam layanan itu, anak-anak bebas mengabarka­n hal apa pun yang membelit mereka.

Lenny melanjutka­n, ada tujuan jangka panjang yang hendak dicapai di balik program tersebut. Yakni, mencapai Indonesia layak anak 2030. Ada sejumlah poin dan kriteria yang harus dicapai sebelum 2030. Mulai hak sipil dan kebebasan anak, pengasuhan yang layak, kesehatan, hingga pendidikan. ”Itu sebabnya, partisipas­i aktif anak-anak dalam pembanguna­n sangat penting. Salah satunya lewat program ini,” lanjutnya.

 ?? JOS RIZAL/JAWA POS ?? SPESIAL: Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak KP3A Lenny N. Rosalin memberikan bingkisan kepada anak-anak terpilih di Forum Anak Nasional (FAN) Kamis malam (19/7).
JOS RIZAL/JAWA POS SPESIAL: Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak KP3A Lenny N. Rosalin memberikan bingkisan kepada anak-anak terpilih di Forum Anak Nasional (FAN) Kamis malam (19/7).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia